Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz Efektif “Pukul” AS, Amerika Bujuk Tiongkok

7 hours ago 5

Beranda Internasional Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz Efektif "Pukul" AS, Amerika Bujuk Tiongkok

Ilustrasi peta Selat Hormouz.

RADARBEKASI.ID, TEHRAN –  Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas. Pasalnya kini ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz memicu kepanikan Amerika Serikat (AS).

Keterlibatan AS dalam konflik di kawasan Timur Tengah dibalas dengan ancaman yang justru membuat Negeri Paman Sam dianggap kehilangan muka di mata dunia.

Ironisnya, AS rupanya diam-diam melibatkan Tiongkok untuk meredam rencana Iran menutup Selat Hormuz, yang menjadi jalur vital pengiriman minyak dunia, bagi kestabilan ekonomi global.

BACA JUGA: Trump Klaim Gencatan Senjata Iran-Israel, Iran Bantah Ada Kesepakatan

Hal itu diucapkan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang merespons laporan dari media resmi Iran terkait parlemen mereka telah menyetujui wacana penutupan Selat Hormuz.

Meski begitu, keputusan penutupan selat Hormuz masih harus menunggu persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi sebagai otoritas tertinggi Iran.

“Tiongkok sangat bergantung pada jalur itu untuk mendapatkan minyak dari Iran. Saya harap pemerintah Beijing segera menelepon Teheran. Kalau mereka benar-benar menutup Selat Hormuz, itu sama saja dengan bunuh diri ekonomi,” ujar Rubio saat dilansir dari Fox News, Rabu (25/6/2025).

Rubio turut mengingatkan dampak dari penutupan selat tidak hanya mengancam AS, namun juga berdampak pada ekonomi global.

“Kita punya cara untuk menghadapinya, tapi negara lain juga sebaiknya bersiap. Dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian global,” tegasnya.

Selat Hormuz Jadi Sorotan

Selat Hormuz menjadi lintasan sekitar 20 persen dari total pasokan minyak dunia setiap harinya. Negara-negara produsen minyak utama di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menggunakan jalur ini untuk menyalurkan komoditas energi ke pasar internasional.

Gangguan di jalur ini tentu bisa memicu lonjakan harga minyak. Pekan lalu, harga minyak dunia sempat meroket pasca-serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, yang menyentuh angka USD 81,40 per barel, sebelum akhirnya turun ke kisaran USD 76,30.

Presiden AS Donald Trump juga tak tinggal diam. Melalui akun Truth Social miliknya, ia mengeluarkan peringatan keras:

“Jaga harga minyak tetap rendah. Aku mengawasi! jangan main api. Kalian membantu musuh jika harga naik,” kata Trump.

Peran Kunci Tiongkok dalam Konflik

Sebagai negara pengimpor terbesar minyak Iran, Tiongkok tercatat membeli hingga 1,8 juta barel per hari pada bulan lalu. Negara-negara besar Asia lain seperti India, Jepang, dan Korea Selatan juga sangat bergantung pada pasokan dari jalur yang sama.

Analis energi Vandana Hari menyebut bahwa jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, justru dampak negatif lebih besar akan menimpa negara itu sendiri.

“Iran tidak akan mendapat banyak keuntungan dari menutup Selat Hormuz, justru bisa merusak hubungannya dengan negara-negara tetangga dan juga China, pasar utama mereka,” ucap Vandana kepada BBC.

Penting dicatat, kenaikan harga minyak global juga dapat berpengaruh hingga ke sektor paling dasar, termasuk harga BBM di SPBU hingga biaya distribusi dan logistik yang melonjak. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |