Woozi SEVENTEEN Diminta Atasan Cari Penyanyi Pernikahan Tanpa Bayaran Saat Jalani Wajib Militer

3 hours ago 5

Beranda Lifestyle Hiburan Woozi SEVENTEEN Diminta Atasan Cari Penyanyi Pernikahan Tanpa Bayaran Saat Jalani Wajib Militer

Potret Woozi SEVENTEEN. Foto: Soompi

RADARBEKASI.ID, JAKARTA – Nama Woozi, anggota boy group SEVENTEEN, mendadak menjadi sorotan publik setelah muncul laporan mengenai permintaan bantuan pribadi yang diajukan oleh seorang atasan militer selama masa pelatihan wajib militernya. 

Tindakan ini memicu kecaman dan perdebatan luas terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan militer.

Menurut laporan Allkpop pada 22 Desember, seorang bintara di Pusat Pelatihan Angkatan Darat berinisial A diketahui meminta Woozi untuk membantu mencari penyanyi pernikahan tanpa memberikan imbalan. 

Permintaan tersebut dilayangkan pada September, tidak lama setelah Woozi resmi mendaftar sebagai peserta wajib militer. 

Bintara A dikabarkan meminta Woozi memperkenalkan penyanyi yang bersedia membawakan lagu ucapan selamat pada acara pernikahannya yang digelar sebulan kemudian. Sebelumnya, kedua pihak ini tidak memiliki hubungan pribadi.

Menanggapi permintaan itu, Woozi memperkenalkan seorang penyanyi balada ternama yang dikenal secara pribadi. Penyanyi tersebut kemudian tampil di acara pernikahan pada Oktober, tanpa menerima bayaran atas penampilannya.

Baca Juga: Fantastis! Song Kang Beli Apartemen Mewah Rp75 Miliar di Kawasan Elite Seoul

Pihak Angkatan Darat menjelaskan bahwa saat ini Woozi bertugas di resimen pelatihan yang sama dengan bintara A setelah terpilih sebagai instruktur latihan.

Mereka menegaskan bahwa tidak ada unsur paksaan dalam kejadian ini dan Woozi memenuhi permintaan tersebut atas dasar niat baik pribadi. Berdasarkan penjelasan resmi, peristiwa ini tidak melanggar hukum maupun aturan militer.

Meski demikian, klarifikasi resmi ini justru memicu reaksi keras dari publik. Banyak pihak menilai permintaan pribadi seperti itu tidak pantas diajukan kepada seseorang yang sedang menjalani wajib militer, karena adanya relasi kuasa yang timpang antara atasan dan anggota yang sedang bertugas.

Kasus ini membuka diskusi lebih luas mengenai batasan kekuasaan dan etika dalam lingkungan militer, serta pentingnya perlindungan bagi personel yang sedang menjalani wajib militer dari tekanan atau permintaan yang tidak semestinya.(ce2)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |