Tumpukan Sampah di Pasar Jatiasih Kota Bekasi Timbulkan Bau Menyengat

10 hours ago 12

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tumpukan sampah di Pasar Jatiasih Kota Bekasi belakangan ini menjadi sorotan publik.

Gunungan sampah yang menimbulkan bau menyengat membuat pengunjung dan pedagang pasar mengeluh, bahkan viral di media sosial.

Menanggapi hal itu, pihak pengelola Pasar Jatiasih akhirnya angkat bicara. Humas Pasar Jatiasih, Syafrizal Yusri, menjelaskan penumpukan tersebut terjadi sejak sekitar dua pekan terakhir.

BACA JUGA: PLTSa Jadi Harapan Kota Bekasi Atasi Darurat Sampah

Menurutnya, masalah muncul akibat longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, yang menjadi lokasi pembuangan sampah Kota Bekasi.

“Selama dua minggu ini, sampah di Pasar Jatiasih menumpuk karena adanya longsor di TPA Sumur Batu. Dampaknya, pengangkutan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) menjadi terganggu,” ujar Syafrizal, Kamis (16/10).

Biasanya, pengangkutan sampah dari pasar dilakukan tiga kali dalam seminggu. Namun sejak insiden longsor itu, ritme pengangkutan menjadi tidak menentu.

“Kalau normal seminggu tiga kali, tapi karena TPA bermasalah jadwalnya jadi tersendat,” katanya.

Syafrizal mengakui penumpukan itu sempat menimbulkan keluhan dari para pedagang karena bau menyengat yang mengganggu aktivitas jual beli.

“Begitu ada keluhan, kami langsung berkoordinasi dengan Dinas LH dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Malam itu juga langsung dilakukan pengangkutan oleh dinas terkait,” jelasnya.

Ia menuturkan, proses pembersihan dilakukan secara bertahap hingga seluruh sampah terangkut.

“Hari ini dua kali pengangkutan, besok dua kali lagi. Rencananya total ada tujuh kali pengangkutan sampai bersih,” ucapnya.

Lebih lanjut, Syafrizal mengungkap sebagian besar sampah di Pasar Jatiasih ternyata bukan hanya berasal dari pedagang, tetapi juga dari warga sekitar yang membuang sampah sembarangan ke area pasar.

“Security beberapa kali menangkap warga yang buang sampah ke dalam pasar. Sudah sering kami tegur, tapi masih ada saja yang diam-diam buang sampah,” ungkapnya.

Pihak pengelola berencana mengusulkan pemberlakuan sanksi bagi warga yang kedapatan membuang sampah sembarangan di area pasar.

“Kalau masih terulang, kami akan usulkan sanksi tegas. Karena area ini khusus untuk pedagang, bukan tempat pembuangan umum,” tegasnya.

Syafrizal berharap kondisi di TPA Sumur Batu segera normal kembali agar pengangkutan sampah berjalan lancar.

“Bukan hanya pasar, masyarakat luas juga terdampak. Kami harap TPA segera beroperasi normal supaya tidak ada lagi penumpukan seperti ini,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Sampah dan Kemitraan DLH Kota Bekasi, Budi Rahman menyebut, keterlambatan pelayanan sampah di lingkungan termasuk pasar tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi akibat dari longsor dan antrean truk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu.

“Tentunya kondisi-kondisi itu saling berkaitan, berkorelasi. Kalau di TPA mobilnya antri, otomatis pelayanan-pelayanan yang lain bisa jadi terlambat,” katanya.

Meskipun demikian, ia memastikan pengangkutan sampah dan pelayanan di TPA tidak berhenti.

Guna memastikan hal tersebut, pihaknya terus berkomunikasi dengan UPTD kebersihan di semua wilayah kecamatan, termasuk dengan penanggungjawab di masing-masing pasar.

“Kalau keterlambatan nggak bisa dihindari, tapi jangan sampai tidak sama sekali. Misalkan dalam satu minggu tidak diangkut, nanti bau, kotor, pencemaran, bahkan bisa jadi penyakit,” ungkapnya.

Selain kondisi TPA yang sudah Overload, terdapat faktor alam yang membuat belakangan ini sampah di TPA Sumur Batu longsor. Faktor non teknis tersebut diantaranya hujan dan pergerakan tanah di area gunungan sampah.

Dalam waktu dekat, Budi menyampaikan, pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah dengan metode Sanitary Landfill segera selesai dan beroperasi. Perubahan medote pengelolaan sampah dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill ini merupakan satu dari beberapa upaya yang sedang direncanakan untuk mengurai permasalahan sampah di Kota Bekasi.

“Jadi dalam waktu dekat, mungkin di bulan Desember Sanitary Landfill sudah bisa dioperasionalkan,” tambahnya.(rez/sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |