Sekolah di Kota Bekasi Terapkan Sanksi Positif untuk Perkuat Karakter Siswa

2 weeks ago 35

Beranda Pendidikan Sekolah di Kota Bekasi Terapkan Sanksi Positif untuk Perkuat Karakter Siswa

ILUSTRASI: Para siswa SMPN 34 Kota Bekasi, disambut oleh guru saat memasuki halaman sekolah. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Gubernur Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang melarang guru menerapkan hukuman fisik kepada siswa. Sebagai gantinya, guru diminta menggunakan sanksi yang lebih mendidik, seperti membersihkan kelas atau toilet.

Kebijakan ini bertujuan memperkuat karakter siswa tanpa melanggar hukum, karena hukuman fisik dianggap berpotensi melanggar hukum dan tidak sejalan dengan prinsip pendidikan yang setara dan terbuka. SE tersebut juga mewajibkan orang tua menandatangani pernyataan dukungan terhadap penerapan disiplin sekolah.

Kepala SMPN 34 Kota Bekasi, Arief Purnama, menegaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah menerapkan hukuman fisik kepada siswa.

“Sejak dulu, guru di sekolah kami tidak pernah menggunakan hukuman fisik kepada siswa-siswi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Senin (10/11).

Arief menambahkan, guru dilarang keras melakukan tindakan fisik seperti memukul atau menampar siswa. Saat ini, sekolah menerapkan budaya positif berupa konsekuensi dan komitmen jika siswa melanggar aturan yang telah disepakati bersama.

“Jadi bukan hukuman, tapi berupa konsekuensi dan komitmen yang diingatkan kepada para siswa apabila mereka melanggar aturan yang telah disepakati bersama,” jelasnya.

Menurut Arief, kebijakan baru dari Disdik Jabar justru memperkuat aturan yang sudah diterapkan sekolah. Contohnya, jika siswa terlambat masuk kelas, konsekuensinya adalah peneguran dan dorongan untuk memperbaiki perilaku, misalnya datang lebih awal keesokan harinya.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, menilai kebijakan ini sebagai langkah positif untuk mencari alternatif hukuman fisik. Menurutnya, peneguran atau sanksi sosial dapat memperkuat karakter siswa tanpa melanggar hukum.

“Dengan menegur siswa, proses pembelajaran karakter tetap berlangsung. Misalnya, melalui hukuman sosial, siswa belajar memahami akibat perbuatannya, sehingga muncul kesadaran dan empati,” jelas Novrian. (dew)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |