RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan pembalap dari berbagai komunitas otomotif siap adu kecepatan dalam ajang Drag Race yang bakal digelar di kawasan Perumahan Vida Bekasi, Sabtu (18/10).
Event resmi ini menjadi wadah bagi para pecinta kecepatan untuk menyalurkan hobi secara aman dan legal di lintasan resmi.
Asisten Promotor sekaligus mantan pembalap profesional, Hendra Rusbule, menjelaskan, ajang ini akan mempertandingkan sejumlah kelas, mulai dari bracket 8–10 detik, Ninja 2-Tak, Sunmori Class 155cc dan 200cc, hingga Cross Street Class.
“Untuk perizinan sudah lengkap, mulai dari lingkungan, Polsek, Polres, hingga rekomendasi dari IMI Jawa Barat,” ujar Hendra, Jumat (17/10).
Hendra menambahkan, hingga kini, sekitar 150 pembalap telah mendaftar, dengan target mencapai 300 peserta. Biaya pendaftaran ditetapkan Rp300 ribu per pembalap, sedangkan tiket masuk bagi penonton gratis.
“Biaya pendaftaran jauh lebih murah dibanding ajang serupa yang biasanya mencapai Rp500–Rp600 ribu. Tujuannya agar anak-anak muda dan pelajar bisa ikut tanpa terbebani biaya,” jelas Hendra.
Demi keselamatan, panitia mewajibkan pembalap menggunakan helm full face, jaket panjang, celana jeans, sepatu menutup mata kaki, dan sarung tangan.
“Keselamatan paling utama. Kalau perlengkapan tidak lengkap, pembalap tidak boleh start,” tegas Hendra.
Hendra menambahkan lintasan di Vida juga telah dilengkapi barrier dari ban dan karung sekam di ujung lintasan, serta jalur evakuasi untuk ambulans dan tim medis.
Bengkel Balap Spesialis dan inovator mesin balap skala nasional, Didi, menilai kegiatan ini menjadi langkah positif untuk menekan maraknya balapan liar di jalan umum.
“Balapan harus ada wadahnya. Dengan Vida, anak-anak bisa balapan dengan aman dan legal, bukan di jalanan,” ujar Didi.
Menurut Didi, jika pemerintah mau mendukung, Bekasi sebenarnya berpeluang mempunyai lintasan sendiri.
“Kenapa sepak bola, bulu tangkis bisa punya fasilitas, tapi balap motor tidak, ? Padahal peminatnya banyak, ” ujarnya
Sementara itu, Ketua IMI Kota Bekasi, Komarudin, menegaskan bahwa ajang ini bukan sekadar adu cepat, melainkan juga sebagai pembinaan pembalap muda.
“Kegiatan ini memastikan anak-anak muda bisa menyalurkan bakatnya di tempat aman dengan aturan jelas. Kami juga mendorong pemerintah agar menyediakan sirkuit permanen di Bekasi,” kata Komarudin.
Menurut Komarudin, setiap bengkel yang mengikuti lomba biasanya menyiapkan kru dan pembalap sendiri dengan biaya persiapan mencapai Rp20 juta–50 juta.
“Kalau ada 50 bengkel, berarti ada perputaran ekonomi Rp100 juta–Rp500 juta hanya dari peserta. Belum termasuk sponsor, pedagang, dan UMKM sekitar lokasi,” ujarnya.
Panitia juga menyiapkan uang pembinaan bagi para juara, dengan konsep lebih ke pembinaan daripada kompetisi elit, agar pelajar dan pemula tidak merasa terbebani.
Dengan persiapan matang, keamanan terjamin, dan biaya pendaftaran terjangkau, ajang Drag Race di Vida Bekasi diharapkan menjadi titik awal kebangkitan balap resmi di wilayah Bekasi sekaligus mendorong ekonomi kreatif bagi bengkel dan usaha kecil di sekitar lokasi. (rez)

2 weeks ago
28

















































