PSSI Tunjuk Alexander Zwiers Jadi Direktur Teknik, Ini Profil dan Rekam Jejaknya

3 weeks ago 24

Beranda Olahraga Bola PSSI Tunjuk Alexander Zwiers Jadi Direktur Teknik, Ini Profil dan Rekam Jejaknya

Alex Zwiers memiliki rekam jejak berpengalaman di Asia dan terbukti di Yordania. Foto: Jawa Pos.

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunjuk Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik (Dirtek) baru Timnas Indonesia.

Penunjukan pria asal Belanda ini menjadi sorotan publik sepak bola Tanah Air. Setelah resmi diumukan pada Senin (25/8/2025) malam.

Alex Zwiers dipilih untuk mengisi kursi dirtek yang telah lama kosong. Setelah terakhir kali ditempati Indra Sjafri pada periode 2021 hingga 2023.

BACA JUGA: Indra Sjafri Kembali Jabat Plt Direktur Teknik PSSI

Kala itu, Indra merupakan salah satu pelatih lokal tersukses Indonesia. Namun, ia melepas jabatan tersebut setelah dipercaya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20.

Meski begitu, beberapa bulan terakhir Indra kembali merangkap posisi tersebut, tetapi statusnya hanya sebagai pelaksana tugas alias Plt.

Profil Alex Zwiers

Dilansir dari JawaPos, nama Alex Zwiers, merupakan sosok dari Negeri Kincir Angin, Belanda yang ternyata memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia meski tidak memiliki darah keturunan.

Lahir pada 15 Juni 1975, pria berusia 50 tahun ini memiliki istri asal Indonesia. Bahkan, ia sempat menetap di Karawaci, Tangerang, sebelum melanjutkan kariernya di luar negeri.

Kehidupan pribadinya yang bersentuhan dengan Indonesia menjadi warna tersendiri. Namun bukan hanya itu, jejak profesional Alex juga cukup panjang dan mentereng di dunia sepak bola.

Perjalanan Karier Alex Zwiers

Sebelum kembali ke Asia Tenggara, Alex terakhir menjabat sebagai Direktur Teknik Jordan Football Association (JFA) sejak 2019. Posisi tersebut ia emban hingga 2025, dengan segudang kontribusi yang diakui publik sepak bola Yordania.

Perjalanan kariernya bermula di Eropa. Alex mengawali langkah di akademi SC Cambuur pada 1997-1999, lalu berlanjut ke FC Groningen pada 2000-2002, di mana ia fokus pada pengembangan pemain muda.

Tahun 2002, ia memulai kiprah di Asia dengan menjadi pelatih Timnas Qatar U-15. Empat tahun lamanya ia memimpin tim usia muda itu sebelum beralih ke Al Garafa U-17 pada 2006-2008.

Setelah dari Qatar, Alex melanjutkan kariernya ke Arab Saudi. Ia dipercaya menangani akademi Al Ahli Jeddah dan mengembangkan tim U-13 hingga U-15, sekaligus menjadi asisten direktur akademi.

Tahun 2012, langkahnya merambah ke Meksiko. Di Chivas Guadalajara, Alex bekerja bersama legenda Johan Cruyff untuk membina tim akademi. Ia kemudian melanjutkan kiprahnya ke FC Kairat di Kazakhstan, lalu ke Uni Emirat Arab bersama Al Shabab dan Al Wahda.

Di UEA, ia cukup lama menekuni dunia pembinaan usia muda. Pada 2014-2018, Alex dipercaya memimpin akademi dan mengelola berbagai pusat pengembangan sepak bola dari kelompok usia 6 hingga 18 tahun.

Karier Alex mencapai puncaknya bersama Jordan Football Association. Di bawah arahannya, Timnas Yordania mampu melonjak dari peringkat 90 menjadi 60 dunia. Ia juga menjadi bagian penting dari keberhasilan Yordania tampil sebagai finalis Piala Asia 2023 dan mencatat sejarah lolos ke Piala Dunia 2026.

Tak hanya sepak bola putra, ia juga menaruh perhatian pada pengembangan sepak bola putri. Salah satu pencapaian yang ditorehkan adalah keberhasilan Timnas Putri Yordania menjuarai Arab Women’s Cup 2021. (cr1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |