Beranda Berita Utama Pengurus Gerindra Bekasi Tolak Budi Arie Gabung Partai: Bukan Tempat Menampung Orang Pindahan
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi. FOTO: SILVESTER KURNIAWAN/RADAR SOLO
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengurus DPC Partai Gerindra Kota dan Kabupaten Bekasi secara tegas menolak rencana bergabungnya Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, ke Partai Gerindra. Penolakan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menjaga marwah partai serta kekhawatiran bahwa kehadiran Budi Arie justru dapat merusak soliditas dan semangat perjuangan yang telah lama dibangun kader Gerindra. Terlebih, organisasi Projo selama ini dikenal identik dengan kelompok relawan pendukung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
“Kalau kami menolak lah, karena kami ingin menjaga marwah partai. Partai itu sebagai wadah perjuangan kader, bukan tempat menampung orang-orang pindahan. Artinya, kita tidak mau orang yang hadir ketika hujan telah reda,” ujar Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, Misbahudin, kepada Radar Bekasi, Senin (10/11).
Politikus yang juga mengemban jabatan sebagai Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Bekasi itu menegaskan, Gerindra lahir dari semangat perjuangan akar rumput dan proses kaderisasi yang panjang.
“Kalau kita di Gerindra bersama-sama Pak Prabowo dari awal perjuangan, kalah lagi, kalah lagi, kalah lagi, jatuh bangun bersama-sama Pak Prabowo. Artinya, kaderisasi kita sudah jelas, jangan sampai ketika sekarang Partai Gerindra dan Pak Prabowo berada di kekuasaan, dengan mudahnya orang masuk ke Gerindra,” jelasnya.
“Apalagi selama dua periode kemarin (Pilpres) Budi Arie, saya lihat bagian kekuatan politik yang berseberangan dengan Gerindra. Dan hari ini kepindahannya ke Gerindra bisa dianggap mengikuti arah kekuasaan, bukan karena kesamaan ideologi atau perjuangan. Gerindra itu dibangun dari kader, bukan oportunis,” sambung wakil rakyat yang duduk di Komisi IV DPRD Kota Bekasi itu.
Meski demikian, Misbah menegaskan bahwa Gerindra tetap partai terbuka bagi siapa pun yang ingin berjuang bersama. Namun, semangat kaderisasi dan loyalitas harus tetap dijaga.
“Insya Allah Gerindra di 2029 akan menjadi pemenang. Kita harus menjaga soliditas, terus kita hargai semua pejuang-pejuang politik Partai Gerindra yang memang dari awal berjuang bersama-sama,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Bendahara DPC Partai Gerindra Kabupaten Bekasi, Ridwan Arifin. Ia menegaskan bahwa secara prinsip, Gerindra terbuka bagi siapa pun yang ingin berbuat dan mengabdi bagi bangsa dan negara, sesuai dengan AD/ART partai.
Namun, Iwang menilai, pimpinan partai tentu memiliki pandangan dan pertimbangan tersendiri terhadap individu yang ingin bergabung.
Terkait rencana bergabungnya Budi Arie, Iwang menegaskan bahwa yang bersangkutan tidak layak masuk ke kapal besar Partai Gerindra.
“Ketika kondisi ini kami temukan dari sisi pandangan kami, orang itu (Budi Arie) tidak layak untuk masuk kapal besar Partai Gerindra. Kami khawatir orang itu akan bikin bocor kapal besar yang sedang kita tumpangin,” jelasnya.
Menurutnya, Partai Gerindra merupakan kapal besar yang terbuka bagi siapa pun yang memiliki tujuan sejalan dengan cita-cita perjuangan bangsa. Namun, jika ada individu yang datang dengan niat berbeda, tentu akan menjadi catatan serius bagi partai.
“Projo ini melekat kepada Jokowi, karena orang nggak akan punya pandangan bahwa Projo itu pro Budi Arie Setiadi, enggak mungkin karena ada Jo disitu (Jokowi). Ketika Projo ini melekat kepada bendera atau kapal besar Gerindra, kita khawatir Gerindra ini adalah bagian dari Jokowi,” ungkapnya.
“Nama besar partai politik yang sudah dibesarkan oleh Presiden Prabowo, ini kalah oleh kelompok komunitas kecil yang menamakan dirinya Projo. Ini hal-hal yang perlu kita netralisir. Prinsipnya kami (Kabupaten Bekasi) menolak,” sambung Iwang. (pra)

2 weeks ago
28

















































