Pemkab Bekasi Komitmen Perkuat Penanganan TBC

2 weeks ago 18

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, menghadiri kegiatan Penguatan Komitmen dan Aksi Nyata Upaya Percepatan Penanggulangan TBC, sekaligus Penandatanganan Komitmen 8 Gubernur Menuju Indonesia Maju Bebas TBC. Acara ini dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, berlangsung di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (26/8).

Kegiatan tersebut menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat komitmen nasional menuju eliminasi TBC pada 2030. TBC masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama Indonesia, yang tercatat sebagai negara dengan kasus TBC terbanyak kedua di dunia setelah India, dengan lebih dari 1 juta kasus setiap tahun.

BACA JUGA: Wakil Bupati Bekasi Apresiasi Jalan Sehat Lintas Agama

Wakil Bupati Bekasi menekankan bahwa Kabupaten Bekasi, sebagai salah satu daerah dengan jumlah penduduk terbesar di Jawa Barat, menghadapi tantangan tinggi dalam penanganan TBC. Mobilitas penduduk yang tinggi, kepadatan kawasan industri, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan menjadi faktor utama yang perlu perhatian serius.

“Sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, kami di Kabupaten Bekasi akan memperkuat strategi komprehensif, mulai dari pendataan yang lebih akurat dan terintegrasi, peningkatan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat, memperluas akses layanan pengobatan yang ramah dan terjangkau, hingga memastikan pasien benar-benar menjalani pasca pengobatan sampai tuntas,” ungkap Wakil Bupati.

KEGIATAN: Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memimpin kegiatan Penguatan Komitmen dan Aksi Nyata Upaya Percepatan Penanggulangan TBC, sekaligus Penandatanganan Komitmen 8 Gubernur Menuju Indonesia Maju Bebas TBC di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (26/8). FOTO: DOKPIM PEMKAB BEKASI

Ia menambahkan, penanganan TBC tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan semata. Diperlukan sinergi lintas sektor, mulai dari perangkat daerah, aparat desa, lembaga pendidikan, dunia usaha, hingga organisasi masyarakat.

“TBC bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga berdampak pada aspek ekonomi, produktivitas tenaga kerja, dan kualitas hidup keluarga. Karena itu, seluruh elemen harus ikut berperan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjadikan penanggulangan TBC sebagai prioritas lintas sektor,” tegasnya.

BACA JUGA: Pemkab Bekasi dan SIG Kerja Sama Bangun Infrastruktur

Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) yang bertugas melakukan koordinasi program, mempercepat temuan kasus, mengoptimalkan sistem rujukan, hingga mendampingi pasien selama proses pengobatan.

“Kami berharap TP2TB bisa menjadi motor penggerak di lapangan. Dengan adanya tim ini, penanggulangan TBC akan lebih terarah, terukur, dan berdampak nyata. Target kami bukan hanya mengurangi angka kasus, tetapi bagaimana mengentaskan dan benar-benar menciptakan lingkungan yang bebas TBC di Kabupaten Bekasi,” jelas Wakil Bupati.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga tengah memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit daerah, puskesmas, serta fasilitas kesehatan swasta untuk memperluas cakupan layanan. Edukasi masyarakat juga terus digalakkan, baik melalui kader kesehatan, organisasi masyarakat, maupun media komunikasi digital, agar masyarakat lebih peduli terhadap gejala, pencegahan, dan pentingnya menyelesaikan pengobatan.

Wakil Bupati Bekasi menilai bahwa penandatanganan komitmen 8 gubernur menuju Indonesia Bebas TBC merupakan langkah yang sangat penting untuk memperkuat arah kebijakan nasional. Dengan adanya kesepakatan bersama, program-program di daerah dapat lebih sinkron dan berkelanjutan.

“Kami di daerah merasa terbantu dengan adanya arahan langsung dari pemerintah pusat. Namun, komitmen ini tentu harus diikuti dengan aksi nyata, termasuk dukungan sumber daya, pendanaan, dan penguatan kapasitas SDM di daerah. Hanya dengan kebersamaan, target eliminasi TBC 2030 bisa kita wujudkan,” ujarnya.

Dengan potensi penduduk yang besar dan peran sebagai kawasan industri nasional, Kabupaten Bekasi memiliki tantangan sekaligus tanggung jawab besar dalam mendukung agenda Indonesia Sehat. Wakil Bupati menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi berkala serta memperkuat kerja sama dengan lembaga swasta dan mitra internasional dalam upaya percepatan eliminasi TBC.

“Kami yakin dengan kerja keras, kolaborasi lintas sektor, dan dukungan penuh masyarakat, Kabupaten Bekasi dapat menjadi daerah percontohan dalam penanggulangan TBC. Harapan kami, masyarakat semakin peduli dan mau berperan aktif dalam pencegahan maupun pengobatan, sehingga visi Indonesia Bebas TBC 2030 bukan hanya slogan, tetapi benar-benar bisa kita capai.” pungkasnya.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mempercepat eliminasi TBC. Menurutnya, TBC tidak dapat ditangani hanya oleh sektor kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan seluruh perangkat daerah melalui kebijakan, kewenangan, dan sumber daya yang ada.

“Percepatan eliminasi TBC tidak bisa hanya dibebankan kepada sektor kesehatan semata. Semua perangkat daerah harus bergerak bersama. Kemendagri akan memastikan agar penanggulangan TBC menjadi prioritas pembangunan di setiap daerah,” ujar Tito.

Ia mengingatkan pengalaman Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 sebagai bukti bahwa kolaborasi lintas sektor dapat membawa bangsa keluar dari krisis.

“Kita pernah menghadapi tantangan jauh lebih berat saat pandemi Covid-19, ketika belum ada vaksin dan obat. Namun dengan kerja sama semua pihak, kita bisa melewati masa sulit itu. Maka untuk TBC yang sudah lama kita kenal, dengan vaksin dan obat yang tersedia, seharusnya kita lebih mampu bergerak cepat dan terukur,” tegasnya.

Mendagri juga menyoroti masih adanya kesenjangan layanan. Saat berkunjung ke Papua, ia menemukan kasus TBC pada anak-anak yang tidak mendapat perawatan memadai. “Ini ironi yang tidak boleh lagi terjadi. Kita harus serius menghadapinya,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa percepatan eliminasi TBC merupakan salah satu program prioritas nasional (quick win) Presiden Prabowo. Ia mengingatkan bahwa TBC memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan Covid-19.

“Sejak ditemukan, TBC telah merenggut hingga 1 miliar nyawa di dunia. Saat ini, setiap tahun terdapat sekitar 1 juta kematian global, termasuk 125 ribu di Indonesia. Artinya, setiap lima menit ada dua orang Indonesia meninggal karena TBC,” jelas Menkes.

Menkes memaparkan tantangan utama adalah menemukan kasus yang belum terdeteksi. Dari estimasi 1 juta kasus per tahun, Indonesia baru mencatat 508.994 kasus hingga 25 Agustus 2025 atau 47 persen dari target nasional. Hanya Provinsi Banten yang berhasil mencapai target notifikasi kasus.

“Target tahun ini adalah menemukan minimal 900 ribu kasus. Begitu pasien ditemukan, pengobatan jelas tersedia. Yang terpenting memastikan pasien minum obat teratur selama enam bulan agar sembuh total dan tidak menularkan lagi,” tambahnya. (and/adv)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |