Pelajar SMP Negeri di Tambun Terlibat Perundungan Dibina

3 hours ago 5

Beranda Berita Utama Pelajar SMP Negeri di Tambun Terlibat Perundungan Dibina

ILUSTRASI: Warga berada di SMPN yang siswanya terlibat perundungan di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis (16/10). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Aksi perundungan yang menimpa enam pelajar SMP Negeri di Tambun Selatan oleh kakak kelasnya dibenarkan oleh pihak sekolah.

Menurut Humas sekolah, Giyatna, kejadian tersebut terjadi di luar lingkungan sekolah pada Rabu (8/10). Pihak sekolah telah memanggil para siswa yang diduga sebagai pelaku untuk dimintai keterangan.

Ia menegaskan bahwa kasus ini tidak tergolong pelanggaran berat seperti narkoba, pembunuhan, atau tindak pidana yang mengharuskan sanksi berat. Oleh karena itu, sekolah tidak mengambil tindakan pengeluaran siswa, sesuai dengan Permendikbud Nomor 44 Tahun 2023. Meski demikian, pihak sekolah tetap memberikan pembinaan agar para siswa tidak mengulangi perbuatannya.

“Tapi tetap akan ada langkah pembinaan sesuai pelanggaran tata tertib sekolah. Karena sekolah adalah tempat mendidik, bukan menghukum,” kata Giyatna, Kamis (16/10).

Giyatna mengungkapkan bahwa sebelum kasus ini ditangani kepolisian, pihak sekolah telah menerima aduan dari orangtua korban. Sekolah sempat mempertemukan korban dan terduga pelaku serta masing-masing orangtuanya dalam upaya mediasi. Namun, mediasi tersebut tidak membuahkan hasil.

BACA JUGA: https://radarbekasi.id/2025/10/16/pelajar-smp-negeri-di-tambun-dirundung-senior/

“Kami dapat informasi bahwa orangtua korban sudah membuat laporan ke Polsek dan Polres. Kalau kasus ini tidak bisa diselesaikan melalui mediasi, maka ranahnya sudah masuk ke penegakan hukum,” tambahnya.

Sementara, salahsatu orangtua korban, Atika (39), mengaku baru mengetahui kejadian yang menimpa anaknya setelah video perundungan beredar di grup percakapan orangtua siswa.

“Kami dapat info semalam dari bapaknya Riki, katanya anak saya dibully sama kakak kelasnya. Saya langsung klarifikasi ke sekolah sampai jam 10 malam dan ketemu pelaku. Dia minta maaf, tapi kami orangtua korban gak bisa terima begitu aja, mau tindak lebih lanjut,” terang Atika.

Atika mengaku sangat terkejut saat melihat video yang memperlihatkan anaknya dipukul, ditendang, dan dijambak oleh kakak kelasnya. Setelah kejadian itu, anaknya menjadi pendiam, emosional, dan enggan berangkat ke sekolah karena takut mendapat ancaman dari pelaku.

“Sejak 8 Oktober, anak saya jadi pendiam, sering marah, dan lebih tertutup. Ternyata dia diancam sama kakak kelasnya kalau gak mau ikut nongkrong atau kegiatan mereka. Pernah sekali dia gak mau sekolah, tapi saya paksa. Saya gak tahu kalau ternyata dia dapat ancaman dari kakak kelasnya,” tandasnya. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |