
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menilai bus Transpatriot yang sudah lama tak beroperasi seharusnya tidak dilelang, melainkan diaktifkan kembali sebagai angkutan pengumpan (feeder).
Menurutnya, Kota Bekasi membutuhkan lebih banyak rute transportasi umum dalam kota untuk menjangkau kawasan perumahan.
“Sebaiknya tidak perlu dilelang, dijadikan feeder kalau masih bisa dioperasikan. Kawasan perumahan di Bekasi banyak yang belum dilayani angkutan umum,” ujarnya, Minggu (24/8).
BACA JUGA: 29 Bus Transpatriot Bakal Dilelang
Menurut Djoko, bus Transpatriot yang mangkrak lebih dari satu tahun masih layak digunakan setelah melalui pemetaan kondisi, termasuk usia kendaraan dan tingkat kerusakan. Pengoperasian kembali bus akan membantu memperluas jangkauan layanan, sekaligus menekan biaya transportasi warga.
Ia menambahkan, lemahnya jaringan transportasi dalam kota turut memengaruhi stagnasi penumpang Transjabodetabek rute Bekasi–Dukuh Atas yang diluncurkan pada 3 Juli 2025 lalu.
“Karena feedernya tidak ada dari perumahan ke terminal. Sebenarnya potensinya ramai, tapi aksesnya tidak tersedia,” kata Djoko.
Lebih jauh, ia menilai banyak kepala daerah, termasuk di Bodetabek, belum serius memperbaiki sektor transportasi. Ia mendorong pemerintah pusat menjadikan transportasi umum sebagai urusan wajib dalam revisi Undang-Undang Pemerintahan Daerah.
Sementara itu, Direktur Utama PT Mitra Patriot, David Rahardja, justru menegaskan 29 unit bus Transpatriot yang mangkrak akan dilelang dan diganti armada baru untuk menghidupkan kembali rute Terminal Bekasi–Harapan Indah. Perusahaan juga tengah membahas peremajaan angkutan kota dengan sistem pembayaran gaji, meniru model Jaklingko di Jakarta.
“Dengan sistem baru, angkot bisa diperemajakan, ber-AC, dan lebih nyaman. Harapannya masyarakat kembali berminat menggunakan transportasi umum,” ujarnya.(sur)