Marsinah Jadi Pahlawan Nasional, Perjuangannya Jadi Pengingat Buruh

2 weeks ago 28

Beranda Cikarang Marsinah Jadi Pahlawan Nasional, Perjuangannya Jadi Pengingat Buruh

BERI SAMBUTAN: Presiden KSPI, Said Iqbal, memberikan sambutan saat Konsolidasi Akbar Buruh di Gedung Swatantra Wibawa Mukti, Cikarang Pusat, Senin (10/11). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Perjuangan panjang kaum buruh agar Marsinah diakui sebagai pahlawan nasional akhirnya membuahkan hasil.

Pada Senin, 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Marsinah sebagai pahlawan nasional. Penetapan ini menjadi simbol pengakuan negara terhadap perjuangan dan pengorbanan kaum pekerja.

Marsinah, buruh perempuan yang tewas karena memperjuangkan hak rekan-rekannya di Sidoarjo, Jawa Timur, kini diakui sebagai ikon perjuangan buruh Indonesia.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengungkapkan bahwa dirinya sempat berbicara dengan Presiden Prabowo mengenai rencana penetapan tersebut.

Awalnya, penganugerahan Marsinah sebagai pahlawan nasional dijadwalkan tahun depan, namun Presiden memutuskan mempercepat prosesnya.

“Sejarah di masa Presiden Prabowo adalah presiden yang kedua setelah Bung Karno datang menemui buruh di hari buruh. Dan di masa beliau juga Presiden Prabowo menetapkan buruh menjadi pahlawan nasional,” ucap Iqbal di depan ratusan buruh dalam Konsolidasi Akbar Buruh di Gedung Swatantra Wibawa Mukti, Cikarang Pusat, Senin (10/11).

Menurut Iqbal, Marsinah merupakan satu-satunya buruh yang pantas mendapatkan gelar pahlawan nasional. Bagi para buruh, penghargaan ini sudah sepantasnya diberikan, mengingat peran vital kaum pekerja dalam pembangunan bangsa.

“Sebagian di Amerika, Asia, Jepang, India, Jerman, Perancis, Italia, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, banyak buruh itu jadi pahlawan nasional. Terus secara spontan beliau (Presiden Prabowo) bilang, menurut kamu siapa? Marsinah. Jadi yang ngusulin Marsinah itu kita (kaum buruh),” tambahnya.

Ia kemudian mengenang kisah tragis Marsinah yang tewas saat memperjuangkan hak-haknya bersama rekan-rekan buruh di sebuah pabrik jam di Sidoarjo, Jawa Timur. Kala itu, Marsinah datang untuk menanyakan keberadaan teman-teman buruhnya yang sedang berunding dengan pihak perusahaan mengenai upah. Namun perjuangannya harus berakhir tragis ketika jasadnya ditemukan di sebuah hutan dalam kondisi mengenaskan.

“Dia tanya, ‘kemana kawan kami? Sudah tiga hari kawan kami tidak pulang dan tidak bekerja. Di mana kawan kami?’ Itu pertanyaan Marsinah. Akhirnya, sejarah mencatat, Marsinah ditemukan di sebuah hutan di pinggiran kota. Dengan kalau ukuran manusia yang beradab sudah tidak masuk akal sehat,” terang Iqbal.

Ia berharap kisah perjuangan Marsinah menjadi pengingat penting bagi kaum buruh dalam memperjuangkan hak-hak pekerja, sekaligus menjadi refleksi bagi negara untuk selalu menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.

“Karena bagaimana pun buruh turut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan republik ini,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja menambahkan bahwa buruh merupakan elemen penting dalam kemajuan Kabupaten Bekasi. Menurutnya, sekitar dua juta jiwa penduduk Bekasi berprofesi sebagai buruh, sehingga kesejahteraan mereka harus menjadi perhatian utama.

Asep juga mendorong pemerintah pusat untuk memberikan perhatian lebih kepada Kabupaten Bekasi. Ia menyebut, terdapat 7.864 perusahaan di wilayahnya dengan devisa mencapai Rp55 triliun, namun seluruhnya disetorkan ke pusat.

“Sedangkan dana bagi hasil yang diterima hanya sekitar Rp500 miliar. Maka kami juga mendorong agar setidaknya jika 10 persen, maka akan ada sekitar Rp5 triliun dana bagi hasil yang bisa kami salurkan untuk kesejahteraan masyarakat,” tandas Asep. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |