Beranda Metropolis Lima Kelurahan di Kota Bekasi dengan Warga Terbanyak Bekerja di Luar Negeri Dapat Pendampingan Khusus
BERI KETERANGAN :Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bekasi, Anggi Wicaksono (tengah), memberikan keterangan kepada media terkait program Desa Binaan Imigrasi di kawasan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (10/11). RAIZA SEPTIANTO
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bekasi menetapkan lima kelurahan di Kota Bekasi sebagai wilayah fokus pembinaan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Langkah ini menjadi bagian dari program nasional “Desa Binaan Imigrasi”, yang bertujuan menekan risiko tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan penyelundupan manusia.
Kelima kelurahan tersebut yakni Mustika Jaya, Teluk Pucung, Harapan Jaya, Kaliabang Tengah, dan Ciketing Udik.
Wilayah ini dipilih karena memiliki jumlah warga terbanyak yang bekerja di luar negeri.
“Dari data kami, lima kelurahan ini warganya paling banyak bekerja sebagai PMI. Karena itu, Imigrasi perlu turun langsung agar masyarakat mendapat informasi yang benar sebelum berangkat ke luar negeri,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bekasi, Anggi Wicaksono, Senin (10/11).
Melalui program ini, petugas imigrasi akan ditempatkan langsung di kelurahan untuk memberikan layanan konsultasi, edukasi, dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya calon pekerja migran.
Saat ini, Imigrasi Bekasi tengah menunggu penetapan resmi dari Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat sebelum dilakukan prosesi penyematan petugas imigrasi di masing-masing kelurahan binaan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan. Setelah ditetapkan oleh Kanwil, petugas akan segera ditempatkan di lapangan,” tambah Anggi.
Data Imigrasi menunjukkan, dari Januari hingga Agustus 2025, sebanyak 8.837 paspor PMI telah diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Bekasi.
Angka ini menempatkan Bekasi di posisi ketiga nasional setelah Cilacap dan Pemalang.
Tak hanya fokus pada pengawasan dan pembinaan masyarakat, kinerja keuangan Imigrasi Bekasi juga mencatat capaian gemilang. Dari target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp65 miliar, realisasi hingga akhir Oktober sudah menembus Rp95 miliar.
“Alhamdulillah target PNBP kami sudah terlampaui. Salah satu faktor pendukungnya adalah inovasi layanan Easy Passport,” jelas Anggi.
Program Easy Passport merupakan layanan pembuatan paspor jemput bola. Dengan minimal 50 pemohon, petugas imigrasi akan datang langsung ke kantor, lingkungan, atau perumahan warga untuk proses foto dan pengajuan paspor.
“Dengan Easy Passport, masyarakat bisa mengurus dokumen tanpa perlu datang ke kantor. Ini membantu memperluas pelayanan lebih cepat dan efisien,” pungkasnya. (rez)

2 weeks ago
33

















































