Beranda Bekasi Kasus Pelecehan Seks SMPN 13 Bekasi, Peran TPPK Dipertanyakan

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Kabid PTK) Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Wijayanti, merespons kasus pelecehan seks yang mencuat di lingkungan SMPN 13 Kota Bekasi.
Menurutnya, dari sisi pembinaan dan pengawasan terhadap guru dan tenaga pendidikan di Kota Bekasi telah dilakukan sejak lama oleh Dinas Pendidikan.
Salah satunya dengan membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap satuan pendidikan di Kota Bekasi.
“Ya, selama ini kami juga sebenarnya dari Dinas Pendidikan sudah mengupayakan, salah satunya pencegahan terkait hal-hal seperti ini dengan membentuk TPPK di Satuan Pendidikan,” ujar Wijayanti saat dihubungi radarbekasi.id, Rabu (27/8/2025).
BACA JUGA: Oknum Guru ASN Terduga Pelecehan Seks SMPN 13 Bekasi, Disdik Kota Bekasi: Kena Sanksi Administratif
Meski begitu, diakui Wijayanti, hal tersebut masih dinilai kurang. Ia menyebut pihaknya perlu meningkatkan upaya sosialisasi pemberdayaan di ruang lingkup pendidikan di Kota Belakasi, sehingga dapat mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang.
“Tapi mungkin kami juga masih perlu mengupayakan pemberdayaan mereka karena hal ini buktinya masih terjadi di Satuan Pendidikan yang ada di kita,” katanya.
“Kami juga sudah melakukan berbagai upaya sosialisasi terhadap para guru, terkait dengan baik itu dampak kekerasan terhadap siswa ataupun kekerasan terhadap guru juga yang mungkin bisa terjadi,” sambungnya.
Berdasarkan pandangannya, faktor kasus pelecehan seks yang terjadi di lingkungan SMPN 13 Kota Bekasi, dengan melibatkan terduga pelaku berinisial (JP) yang berstatus sebagai guru aparatur sipil negara (ASN) tersebut.
“Tapi kan ya itu tadi kembali kepada personality orang per orang ya, bahwa setiap guru itu tahu bahwa hal itu sesuatu yang tercela. Tapi mereka melakukan itu kan kembali lagi pada personality,” imbuhnya.
Wijayanti berharap seluruh warga sekolah, mulai dari guru, murid hingga orang tua, dapat bersinergi menciptakan lingkungan yang kondusif. Ia menekankan pentingnya saling mengingatkan dan menjaga para siswa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Saya berharap kepada semua warga sekolah, ya baik itu guru, murid maupun orang tua untuk bersinergi bersama-sama menjaga lingkungan sekolah yang kondusif. Kita harus saling mengingatkan satu sama lain, saling memantau satu sama lain bukan memantau berdasarkan kecurigaan tapi bagaimana bersinergi bersama-sama menjaga anak,” pungkasnya. (cr1)