Beranda Opini Jangan Biarkan Dosa Kecil Menggunung
Oleh: Achmad Muwafi, Lc (Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Bekasi, Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Kepala SMPIT Baitul Halim Bekasi)
Achmad Muwafi, Lc, Kepala SDIT Baitul Halim Bekasi
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setiap dosa dan kesalahan sekecil apapun, akan memiliki konsekuensinya. Oleh sebab itu, bagi seorang mukmin apabila melakukan dosa dan kemaksiatan maka segeralah meminta ampunan dengan bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taubat.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuhan).” (QS. At-Tahrim ayat 8)
Para ulama telah menjelaskan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi bagi orang yang ingin bertaubat supaya taubatnya diterima oleh Allah SWT, yaitu menyesali atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan, berusaha untuk meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun, serta berjanji dan berusaha untuk tidak mengulangi pada dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap hamba-Nya untuk meninggalkan setiap perbuatan dosa baik yang kecil maupun yang besar. Dan dosa kecil itu bisa menjadi besar apabila dianggap remeh dan dilakukan secara terus-menerus. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw, “Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan istighfar, dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus.” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al-Haitamy berkata, “Dosa kecil terkadang dihukumi sebagaimana dosa besar, bukan karena dosa itu sendiri yang berubah menjadi dosa besar.” Yang dimaksud dengan dosa kecil berubah menjadi dosa besar bukan perubahan dosa kecil itu sendiri menjadi dosa besar tetapi perubahan dari sisi besarnya hukuman dan konsekuensinya.
Terkait dengan hal ini maka dalam kitab Shahih Bukhari telah dijelaskan tentang kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap mukmin. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya ibarat ia duduk di sebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkah seorang yang fajir (senang berbuat maksiat), ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang lewat begitu saja di hadapan batang hidungnya.” (*)

1 week ago
30

















































