RADARBEKASI.ID, BEKASI – Di balik mahkota Putri Batik Cilik Indonesia 2025, ada perjalanan panjang seorang remaja berusia 14 tahun yang tidak hanya tampil anggun di panggung, tetapi juga memikul misi budaya dengan penuh kesungguhan.
Ia adalah Gendhis Zhillan Qamarinna, siswi SMP Islam Al-Azhar 8 Bekasi, anak keempat dari pasangan Abdul Wahid Azar dan Trilis Sulistyowati, yang kini menjadi kebanggaan baru bagi Bekasi dan Jawa Barat.
Segalanya bermula pada Juni 2025 saat Gendhis mengikuti ajang Putri Anak Jawa Barat di Bandung. Di tengah finalis dari berbagai daerah, dia tampil percaya diri dan meraih Runner Up 3 serta gelar Putri Budaya Anak Jawa Barat 2025. Gelar itulah yang mengantarnya ke kompetisi tingkat nasional.
Tiket menuju Putri Batik Cilik Indonesia 2025 tidak membuatnya berpuas diri. Hampir setiap akhir pekan Gendhis menjalani rutinitas latihan catwalk, public speaking, etika panggung, modelling, hingga pendalaman materi batik. Semangatnya sulit dipatahkan, meski jadwal sekolah harus diatur ulang dan waktu istirahat kerap terpangkas.
Pada 29 Oktober hingga 2 November 2025, Gendhis memasuki babak karantina nasional di Hotel Yello Harmoni, Jakarta Pusat. Lima hari penuh diisi pembelajaran budaya, koreografi panggung, pelatihan mental, hingga sesi tanya jawab yang menentukan kemampuan berpikir cepat para finalis. Di sinilah ketenangan dan kedisiplinannya semakin ditempa.
Tepat pada 1 November 2025, Gedung Usmar Ismail menjadi saksi langkah Gendhis menuju podium tertinggi. Dari Top 10, lalu Top 5, hingga sesi final, ia tampil konsisten.
Highlight penampilannya adalah presentasi Batik Jawa Barat dan Batik Bekasi dalam bahasa Inggris. Gendhis menjelaskan filosofi batik dengan runtut, disertai gestur panggung yang matang layaknya duta budaya profesional.
Ketika namanya diumumkan sebagai Winner Putri Batik Cilik Indonesia 2025, suasana ruangan pecah oleh tepuk tangan dan sorak haru para pendukung.
Dalam kompetisi nasional, Gendhis turut membawa identitas Batik Bekasi dan memperkenalkan ciri khasnya kepada para juri maupun peserta lain.
Ia menjelaskan bahwa Batik Bekasi memiliki karakter yang membedakannya dari batik daerah lain.
“Batik Bekasi pada umumnya adalah batik yang memiliki ciri khas tersendiri seperti yang saya bawakan kemarin saat presentasi batik, yaitu batik Bekasi memiliki motif Gedung Juang, golok, kecapi yaitu yang membedakan batik Bekasi dengan batik dari provinsi lain. Kalau batik Bekasi itu batiknya memang halus dan juga alam dan juga netral,” kata Gendhis saat ditemui di Kawasan Rawalumbu, Kota Bekasi, Senin (17/11).
Ia juga menegaskan bahwa batik yang ia tampilkan di panggung nasional memang merupakan Batik Bekasi.
“Ya, kalau yang saya presentasikan kemarin namanya batik Bekasi yang memiliki motif golok, Gedung Juang.”ucapnya
Soal warna, Gendhis memaparkan ciri khas lain dari batik asal kotanya.
“Biasanya batik Bekasi itu batik yang halus, warna ijo yang agak netral, warna ungu, warna biru, warnanya yang halus aja.”
Penjelasannya itu tidak hanya menunjukkan pengetahuan budaya, tetapi juga kedekatannya dengan identitas kotanya sendiri.
Sebagai duta batik cilik, Gendhis memandang pelestarian batik bukan sekadar seremonial. Ia menjalankan advokasi budaya melalui kegiatan edukasi di media sosial, kunjungan ke UMKM, serta berbagi pengetahuan di panti asuhan dan SLB.
“Ya banyak sih yang belum mengerti tentang berbagai macam motif batik, khususnya Batik Bekasi. Dan ini bisa saya terapkan dengan advokasi saya dengan Cantik by Gendis melalui sosial media seperti mengunjungi UMKM, mengajar juga di panti asuhan dan SLB.” terangnya
Kecintaannya pada batik membuat Gendhis ingin lebih banyak anak muda ikut menjaga warisan budaya ini. Dengan penuh ketulusan, ia menyampaikan pesan langsung:
“untuk anak muda di luar sana, tetap mencintai batik mulai dari sekarang seperti memakai, melestarikan, dan mengetahui maknanya. Karena ketika kita sudah mengenal, bahwa itu adalah tanggung jawab kita untuk melestarikan budaya kita sendiri,” jelasnya
Prestasi Gendhis mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto yang menyambutnya dengan bangga.
Mereka menyebut Gendhis sebagai contoh nyata generasi muda yang mampu membawa budaya Indonesia ke panggung nasional.
Kemenangan Gendhis bukan hanya tentang mahkota, tetapi tentang misi memperkenalkan batik Bekasi, memperkuat identitas daerah, dan mengajak anak muda mencintai budaya.
Dengan langkah mantap, Gendhis kini menjadi wajah baru batik cilik Indonesia—mengharumkan nama Bekasi, Jawa Barat, dan tentu saja Indonesia.
Di balik pencapaiannya, ada dukungan besar dari keluarga, terutama sang ayah, Abdul Wahid Azar, Ia menuturkan bahwa prestasi yang diraih putrinya bukanlah proses singkat, melainkan perjalanan panjang yang penuh usaha dan disiplin.
Sebagai orangtua, Wahid memastikan dirinya selalu berada di barisan terdepan untuk mendukung setiap langkah positif yang diambil Gendhis. Dalam setiap proses latihan hingga kompetisi, ia tak henti menanamkan pesan sederhana namun penting tetap optimis dan bersemangat.
“Saya sebagai orangtua selalu meminta anak saya tetap semangat dan optimis, karena power atau semangat adalah berangkat dari rasa dan pikiran optimis,” pungkasnya. (rez)

1 week ago
28

















































