Beranda Kripto Ethereum Stabil, Bitmine Borong Rp346 Miliar

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pamor Ethereum belum redup. Kripto ini masih bertahan stabil. Di tengah gejolak pasar kripto yang belum sepenuhnya pulih. Hingga Rabu (27/8/2025), harga Ethereum (ETH) masih bertahan di atas USD4.400 atau sekitar Rp71,7 juta, setelah sempat melesat ke rekor tertinggi baru pada akhir pekan lalu.
Pergerakan harga Ethereum saat ini menjadi salah satu yang paling diperhatikan di pasar, baik oleh investor ritel maupun institusi. Sebagian analis menilai bertahannya ETH di atas level USD4.400 menunjukkan sinyal kekuatan, yang bisa membuka jalan menuju target baru di kisaran USD5.000 atau sekitar Rp81,5 juta.
Namun, di sisi lain, ada juga yang mengingatkan akan potensi koreksi lebih dalam jika tekanan jual meningkat.
BACA JUGA: Ethereum Libas Pamor Bitcoin, Harga ETH Nyaris Sentuh Rp80 Juta Per Koin
Salah satu faktor yang membuat Ethereum tetap berada di jalur bullish adalah aktivitas akumulasi besar-besaran oleh institusi.
Menurut laporan dari firma analitik Lookonchain, raksasa kripto Bitmine baru saja membeli tambahan 4.871 ETH senilai USD21,28 juta atau sekitar Rp346 miliar, hanya dalam 12 jam terakhir.
Dengan pembelian ini, Bitmine kini tercatat memiliki total 1.718.770 ETH, yang nilainya setara USD7,65 miliar atau Rp124,7 triliun. Jumlah tersebut menjadikan Bitmine sebagai korporasi dengan kepemilikan Ethereum terbesar di dunia.
Akumulasi Ethereum oleh institusi seperti Bitmine, Sharplink Gaming, dan Bit Digital menguatkan narasi bahwa ETH kini bukan hanya sekadar aset kripto biasa, melainkan sudah dianggap sebagai instrumen investasi jangka panjang yang sah.
Tak hanya dari sisi permintaan, pasokan Ethereum di bursa juga semakin menipis. Beberapa bursa mencatat penurunan tajam dalam saldo ETH yang tersedia untuk diperdagangkan.
Sementara itu, desk perdagangan over-the-counter seperti Wintermute juga mengonfirmasi penurunan cepat cadangan ETH, yang mengindikasikan semakin banyak koin yang disimpan oleh institusi dan investor jangka panjang, bukan untuk dijual dalam waktu dekat.
Kondisi ini menciptakan kombinasi yang menarik: permintaan tinggi dari institusi, pasokan yang menurun, dan kejelasan regulasi di Amerika Serikat yang kian mendukung Ethereum sebagai aset legal. Semua ini menjadi landasan kuat bagi harga ETH untuk terus bergerak naik, meski di tengah volatilitas jangka pendek.
Jika melihat grafik mingguan, Ethereum menunjukkan sinyal teknikal yang positif. Setelah menyentuh level tertinggi di atas USD4.800 (sekitar Rp78,2 juta), ETH memang sempat terkoreksi dan kini berada di kisaran USD 4.422 atau Rp71,9 juta. Namun, secara struktur, ETH masih berada dalam tren naik jangka panjang.
Garis rata-rata bergerak (moving average) 50 pekan mulai melengkung naik, menandakan munculnya momentum baru setelah fase konsolidasi yang panjang sepanjang 2024. Sementara itu, garis MA 100 dan 200 pekan masih jauh di bawah harga saat ini, menunjukkan bahwa Ethereum masih memiliki ruang untuk terus naik.
Yang paling menarik, Ethereum berhasil menembus zona konsolidasi multi-tahun yang membatasi harga di bawah USD3.000 selama 2022 hingga awal 2025.
Level yang dulunya menjadi resistensi kuat itu kini telah berubah menjadi area support kokoh di kisaran USD4.200–4.400 (Rp68,4–71,7 juta), menjadi fondasi yang solid untuk pergerakan lebih tinggi ke depan.
Dengan semua indikator ini, Ethereum tampaknya berada di fase penting yang bisa menentukan arah pasar altcoin secara keseluruhan. Apakah ini awal dari babak baru reli panjang, atau hanya jeda sebelum koreksi? Satu hal yang jelas, ETH bukan lagi sekadar kripto nomor dua—ia kini menjadi pusat perhatian institusi global. (jpc)