Beranda Cikarang Efisiensi Anggaran, MTQH ke-57 Tingkat Kabupaten Bekasi Digelar Sederhana
GELARAN BUDAYA: Personel Paskibraka mengawali gelaran budaya dalam rangka pembukaan MTQH ke-57 tingkat Kabupaten Bekasi di Desa Sukamahi, Cikarang Pusat, Senin (17/11). FOTO: ISTIMEWA
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Efisiensi anggaran, Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) ke-57 tingkat Kabupaten Bekasi digelar sederhana.
Acara pembukaan, Senin (17/11), hanya menampilkan bedug di atas panggung Gedung Swatantra Wibawa Mukti Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi. Berbeda dengan MTQH tahun lalu yang diselenggarakan di kecamatan dengan panggung utama besar.
Asisten Daerah 1 Kabupaten Bekasi, Hudaya, mengatakan meski MTQH dilaksanakan dengan keterbatasan anggaran, seluruh rencana tetap berjalan tanpa mengurangi jumlah cabang lomba. Kegiatan tetap diikuti oleh 23 kecamatan.
“Pelaksanaan MTQH dilakukan penuh kesederhanaan sekalipun dalam situasi penuh keprihatinan kita banyak melaksanakan efisiensi. Tapi, hal-hal pokok tetap dilaksanakan. Alhamdulillah sesuai dengan rencana,” kata Hudaya.
Tahun ini terdapat tambahan cabang lomba, yakni Hadits, yang biasanya digelar di tahun ganjil sesuai MTQH tingkat Provinsi dan Nasional. Sebanyak 525 Qari dan Qariah dari 23 kecamatan mengikuti berbagai cabang perlombaan, seperti Tilawah Al-Qur’an, Qira’at Al-Qur’an, Hifzhil Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, Fahmil Qur’an, Syahril Qur’an, Kaligrafi Al-Qur’an, Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an, serta Hafalan 100–500 Hadits. Perlombaan ini menuntut peserta membaca, memaknai, mengkaji, dan menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“Mudah-mudahan esensi pembinaan kafilah tetap terjaga. Dan kualitas MTQH setiap tahun bisa dipertahankan,” tambahnya.
Selama lima hari ke depan hingga Jumat (21/11), venue perlombaan digelar di berbagai gedung di Kompleks Pemerintah Kabupaten Bekasi. MTQH kali ini juga bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain untuk menggelar helaran budaya, di mana para peserta berpawai menyapa Wakil Bupati Bekasi, Asep Surya Atmaja, bersama jajarannya.
“Dengan keterbatasan anggaran, kita menggandeng dinas lain yang bisa berpartisipasi. Alhamdulillah mereka mengirimkan gelaran budaya,” tutur Hudaya.
Selain menjadi ajang silaturahmi, MTQH ini juga berfungsi sebagai penguatan pembinaan para Qari dan Qariah di tengah derasnya perubahan zaman dan tantangan sosial. Hudaya menghimbau masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai sumber wawasan keislaman untuk menjaga moralitas, akhlak, dan keteguhan spiritual.
“MTQH bukan hanya soal melantunkan ayat-ayat suci, tetapi tentang bagaimana kita mengamalkannya dalam laku hidup. Di tengah tantangan modern, Al-Qur’an harus menjadi pegangan, arah, dan solusi. Inilah esensi yang ingin kita kuatkan melalui MTQH,” tandasnya. (ris)

1 week ago
29

















































