Beranda Cikarang Bunga Teratai dan Lotus Bermekaran di Situ Ceper Serangbaru
DAYA TARIK WISATA: Warga berada di Situ Ceper Desa Sukasari, Serangbaru, Rabu (19/11). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bunga teratai dan lotus berwarna merah bermekaran di atas air Situ Ceper yang terletak di Desa Sukasari, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi. Kedua jenis bunga itu tumbuh di atas daun-daun hijau yang hampir menutupi permukaan danau.
Situ seluas 4,8 hektare ini kini menjadi daya tarik bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana alam yang tenang. Pepohonan besar di sekeliling situ menambah kesejukan udara, seakan menjadi fatamorgana di tengah ribuan kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi.
Rina Maulida (34), warga Setu, mengaku sengaja datang ke Situ Ceper untuk mengisi waktu luang bersama tiga temannya. Ia bahkan sudah empat kali berkunjung ke situ ini.
“Ke sini itu ngangenin, pengen kembali lagi. Seakan bukan di Bekasi, karena suasananya adem sejuk, apalagi kalau pagi itu masih ada kabut,” kata Rina di Serangbaru, Rabu (19/11).
Melihat bunga lotus dan teratai merah yang bermekaran di Situ Ceper bukan pengalaman pertama bagi Rina. Menurutnya, pemandangan ini sangat unik di Kabupaten Bekasi karena kedua bunga tersebut tumbuh liar. Berbeda dengan situ lainnya yang umumnya dipenuhi eceng gondok.
“Beda sama Situ lainnya. Di sini bunga lotus sama teratai merah mekar bersamaan, bisa foto-foto backgroundnya gunung juga,” tambahnya.
Selain keindahan alamnya, Situ Ceper juga dilengkapi berbagai fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis. Di antaranya area jogging track, gazebo, jembatan, serta rumah jaga untuk petugas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Terdapat juga rumah makan dengan harga terjangkau dan parkir gratis.
Situ Ceper tak hanya menjadi lokasi wisata gratis, tetapi juga sarana olahraga. Banyak warga yang berkeliling untuk berjalan kaki, berlari, atau memancing ikan, terutama di akhir pekan.
Rio Kurniawan (25), misalnya, rutin berlari dari rumahnya di Cikarang Selatan menuju Situ Ceper. Ia menempuh jarak 8 kilometer sekali jalan, sehingga perjalanan pulang-pergi menjadi 16 kilometer.
“Situ Ceper ini jadi alternatif tujuan wisata bagi saya. Setelah saya running dari rumah, di sini saya bisa jalan kaki istirahat juga karena udaranya sejuk. Saya lari abis salat subuh, sampai sini jam 6 lewat,” ungkap Rio.
Keberadaan Situ Ceper membawa berkah bagi warga sekitar. Ayu (51), telah menjajakan aneka minuman hangat dan dingin serta camilan seperti cilok di pinggir situ selama lebih dari lima tahun. Hanya dengan etalase kaca dan bangku di depan rumahnya, ia melayani pengunjung yang datang.
“Alhamdulillah, dari dagangan ini bisa bayar sekolah sama jajan anak. Apalagi kalau Sabtu, Minggu, banyak yang jajan. Kalau hari biasa kita banyak yang beli itu anak-anak sekolah yang lewat atau main di Situ Ceper,” ungkap Ayu.
Ayu berharap, Situ Ceper tidak mengalami perubahan karena sudah cukup banyak membawa dampak positif terhadap perekonomian warga sekitar. Ia berharap pemerintah dapat menjaga keasrian Situ Ceper agar tetap bersuasana teduh.
“Semoga Situ Ceper gak ada pembangunan gedung atau semacemnya. Biarlah tetap begini. Airnya tenang, buat sawah warga juga, suasananya adem banyak yang datang,” tutupnya. (ris)

1 week ago
26

















































