Seorang warga terpaksa menggunakan sampan buatan untuk mengevakuasi warga karena rumah terendam banjir di Tapteng. FOTO: SUBANTA RAMPANG AYU/SUMUT POS
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Hening malam di Kota Bekasi mendadak terasa berat bagi Bisman Pasaribu (50). Di saat sebagian warga terlelap, pikirannya justru berkelana jauh ke Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, tempat istri dan anaknya masih terjebak pascabencana banjir bandang dan longsor akhir November lalu.
Ya, Istrinya Nur Ainun Siregar (41), yang merupakan ASN bertugas di Puskesmas Kelurahan Jatiluhur, bersama putranya M. Nurrahman Pasaribu (16) masih terjebak di Tapanuli. Kepergian keduanya ke Tapanuli sejatinya untuk urusan duka, menghadiri pemakaman ayah Nur Ainun. Tak ada yang mengira, belum sempat kepedihan itu mereda, bencana justru menyapu wilayah tersebut.
“Niatnya kembali ke Bekasi Rabu (26/11), tapi Selasa tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang. Tidak lama kemudian terjadi longsor dan banjir bandang dari sungai dan perbukitan,” kenang Bisman, Minggu (1/12).
Hingga kini, listrik dan jaringan telekomunikasi belum pulih sepenuhnya. Di Bekasi, Bisman berulang kali menatap layar ponselnya, berharap ada pesan baru. Sesekali senyum lega tersungging ketika panggilan masuk pada siang hari waktu dimana sinyal masih mungkin didapat.
“Alhamdulillah, kondisi keluarga dalam keadaan baik,” ucap warga yang menetap di Kecamatan Jatiasih ini mencoba menenangkan diri.
Di Sibabangun, Nurrahman bercerita bahwa cuaca tiga hari terakhir cerah. Meskipun kampung halamannya tak terdampak langsung banjir besar dan longsor, dampak tak kasat mata tetap terasa: listrik padam, jaringan komunikasi terputus, dan keresahan kolektif tentang pasokan logistik.
“Kondisi saat ini sudah aman banget, udah berapa hari ini tidak hujan, kami bisa merasa tenang,” ceritanya. Namun untuk mendapatkan jaringan internet, ia harus berjalan sekitar 45 menit atau 10 menit jika naik motor.
Harapan untuk kembali ke Bekasi pun masih menggantung. Bandara DR. F. Tobing di Pinang Sori hingga kini hanya diperuntukkan bagi pengiriman bantuan logistik. Penerbangan komersial masih harus menunggu situasi membaik.
Sementara di Kota Bekasi, kepedulian mulai bergerak. Bencana di Sumut, Aceh, dan Sumbar menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana membuka donasi untuk membantu korban bencana, tidak hanya bagi warga Bekasi yang terdampak, tetapi seluruh masyarakat Sumatera.
“Pak wali kota akan mengumumkan di apel pagi besok, setelah diumumkan nanti akan dibuatkan surat edaran ke OPD-OPD,” ujar Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Bekasi, Agus Harpa Senjaya.
Donasi akan dikumpulkan dalam bentuk uang tunai melalui rekening khusus “Patriot Berbagi”. Selain ASN, donasi juga akan dibuka untuk masyarakat umum, dengan publikasi melalui media sosial Pemkot Bekasi.
“Nantinya (dibuka) untuk masyarakat juga, karena akan dikumpulkan dalam rekening khusus Patriot Berbagi, kami juga akan siarkan di media sosial,” tambahnya. (sur)

2 hours ago
9

















































