RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tiga tanggul Kali Srengseng Hilir di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, jebol akibat derasnya debit air yang meningkat sejak Sabtu (1/11). Hingga Senin (3/11), air masih merangsek ke pemukiman warga.
Derasnya aliran Kali Srengseng Hilir dipicu oleh limpasan dari Kali Cikarang yang berada di hilir Bendung Srengseng Hilir (BSH) 0, di Desa Sukajaya, Cibitung, dan Desa Kalijaya, Cikarang Barat.
Proyek bendung yang tengah dibangun Pemerintah Kabupaten Bekasi belum rampung, sehingga pintu air yang seharusnya mengatur debit belum berfungsi. Akibatnya, air meluap ke Kali Srengseng Hilir.
Berdasarkan pantauan, ketinggian air bervariasi antara 5 hingga 30 sentimeter. Selain rumah warga, jalan utama juga terendam sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.
Beberapa warga terlihat bergotong royong menambal tanggul menggunakan karung pasir dan bambu. Pemkab Bekasi menyiagakan dua lokasi pengungsian dan dapur umum, yaitu di Lapangan Jabon, Desa Sukarukun, dan halaman Kantor Desa Sukamanah.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, hingga Senin (3/11) banjir masih melanda Desa Sukarukun dan Desa Sukamanah di Kecamatan Sukatani.
Di Desa Sukarukun, 17 rumah masih terendam banjir, dengan sekitar 210 Kepala Keluarga (KK) atau 815 jiwa terdampak, termasuk 24 bayi, 140 balita, dan 162 lansia.
Sementara itu, di Desa Sukamanah, sebanyak 1.600 rumah terendam, dengan total 1.600 KK atau 5.200 jiwa terdampak, terdiri dari 520 balita dan 135 lansia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, menyampaikan bahwa berdasarkan peninjauan langsung dan rapat koordinasi lintas sektor, terdapat tiga fokus utama Pemkab Bekasi dalam percepatan penanganan banjir di Sukatani.
“Pertama BSH 0 yang sudah tidak berfungsi pintu airnya. Jadi tadi juga langsung dikerjakan oleh SDABMBK. Kita harapkan bisa segera selesai dalam kurun waktu seminggu ke depan,” ujar Muchlis saat meninjau lokasi banjir di Sukatani, Senin (3/10).
Kedua, rencana pemasangan tembok penahan tanggul. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum agar segera ditindaklanjuti.
“Mudah-mudah segera dilakukan pembenahan juga,” ucap Muchlis.
Ketiga, pembersihan sampah di sepanjang aliran Kali Srengseng Hilir Cikarang, yang membentang dari Kecamatan Sukatani, Sukakarya, Cabangbungin hingga Muara Gembong. Tujuannya agar aliran air tidak terhambat. Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup dan sudah dikerjakan di beberapa titik.
Muchlis menambahkan, terdapat tiga titik tanggul jebol di Desa Sukamanah, sementara beberapa titik lain dalam kondisi kritis dan berpotensi jebol kembali apabila tekanan air terus meningkat.
“Di sekitar tanggul jebol banyak juga yang sudah kritis, di bawahnya ada pori-pori. Kalau terus tertekan air, bisa membesar. Sekarang masyarakat bersama relawan sudah mulai menumpuk karung pasir untuk memperkuat tanggul,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengatakan salahsatu penyebab banjir berhari-hari di Sukatani karena tertundanya pengerjaan proyek tanggul oleh BBWS Citarum, sehingga air meluap ke pemukiman warga.
“Selain pekerjaan BBWS yang tertunda, ini menjadi sumber masalah air jebol. Saya minta pihak BBWS cepat tanggap. Saat hujan, masyarakat jangan sampai tergenang lebih dalam lagi,” terang Ade.
Pihaknya juga memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak hingga air benar-benar surut. Ia berharap perbaikan tanggul bisa segera dituntaskan agar air tidak kembali melimpas ke wilayah penduduk.
“Yang penting tanggulnya ini harus cepat ada penadah supaya penahan air tidak limpas ke pemukiman. Itu rencana jangka pendeknya,” tuturnya.
Ade menegaskan, percepatan pekerjaan tanggul juga bagian dari solusi jangka panjang agar aliran sungai lebih stabil. Ia menyebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membantu penanganan banjir di Sukatani, mengingat banjir sudah berlangsung tiga hari dan memutus akses ekonomi.
“Kalau pekerjaan ini cepat diselesaikan, itu untuk keberlanjutan ke depannya. Supaya sipel atau beton-beton yang dipasang bisa jadi penahan air,” jelasnya.
“BNPB ini mau bantu kita. Pemerintah juga memang menjadi tanggung jawab utamanya. Dari berbagai pihak nanti kita libatkan, apakah itu CSR. Jadi kita jangan terlalu berbicara administratif,” tandas Ade. (ris)
DAMPAK BANJIR SUKATANI
Desa Sukarukun
- KK terdampak: 210
 - Jiwa Terdampak: 815
 - Bayi terdampak: 24
 - Balita terdampak: 140
 - Lansia terdampak: 162
 - Rumah terendam: 17
 
Desa Sukamanah
- KK Terdampak: 1600
 - Jiwa terdampak: 5.200
 - Balita Terdampak: 520
 - Lansia Terdampak:135
 - Rumah Terendam:1.600
 
Sumber: BPBD

                        13 hours ago
                                10
                    














































