Beranda Pendidikan Orangtua Siswa Perlu Dukungan Pemerintah untuk Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Tidak semua orangtua siswa mampu menghadirkan psikolog untuk melakukan deteksi dini terhadap anak yang memiliki ciri-ciri Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Keterbatasan anggaran menjadi salah satu kendala utama yang membuat orangtua tidak dapat membawa anak mereka ke psikolog. Hal ini menuntut perhatian khusus dari pemerintah.
“Cara penanganan ABK itu berbeda-beda, dan belum tentu semua orangtua tahu cara mengatasinya,” ujar Pengawas Gugus II SD Kota Bekasi, Supyanto, kepada Radar Bekasi.
Selain faktor anggaran, keterbatasan ekonomi juga menjadi hambatan bagi orangtua dalam mendeteksi kondisi anak. Akibatnya, ketika memasuki usia sekolah, anak sering kali kesulitan beradaptasi.
BACA JUGA: Ketua DPRD Sardi: Anggaran Pendidikan dan Kesehatan Harus Naik di 2025
“Sesuai aturan, sekolah formal tidak boleh menolak siswa ABK. Namun, kondisi ini sering menjadi tantangan besar bagi guru di sekolah. Karena ada ABK yang lamban belajar, sulit bersosialisasi, atau memiliki gangguan emosi seperti tunalaras,” tambahnya.
Menurut Supyanto, ABK dengan ciri yang tidak terlihat secara fisik lebih sulit dikenali oleh orang awam.
“Beberapa ABK terlihat normal secara fisik. Inilah yang membuat deteksi dini menjadi tantangan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian khusus,” jelasnya.
Supyanto menekankan pentingnya perhatian pemerintah untuk menghadirkan layanan psikolog di sekolah-sekolah guna membantu deteksi dini ABK.
“Dinas Pendidikan (Disdik) memang sudah menjalankan program ini, tetapi tetap memerlukan dukungan penuh dari pemerintah,” ungkapnya.
Ia berharap dukungan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Bekasi.
“Tentu, perbaikan kualitas pendidikan harus terus dilakukan agar dunia pendidikan di Kota Bekasi semakin berkembang,” pungkasnya. (dew)