Oleh: Dahlan Iskan
Presiden tanpa istri? “Yang akan jadi first lady nanti adik saya,” ujar Javier Milei, saat kampanye pilpres tahun lalu.
Javier memang tidak pernah menikah. Kini umurnya 54 tahun. Bulan ini ia genap satu tahun menjadi presiden Argentina.
Meski belum pernah menikah Javier punya pasangan hidup. Tahun lalu pasangannya seorang presenter TV dan bintang layar kaca: Fatima María Eugenia Florez. Lima ‘i’.
Tahun ini ia ganti pasangan: Amalia Josefina Trombetta. Dia juga seorang wartawati, mantan presenter TV, dan artis banyak bidang. Umur Amalia hampir 10 tahun lebih tua dari Javier.
Dalam dunia diplomasi pasangan kumpul kebo seorang presiden seperti itu disebut “domestic partner”.
Setelah setahun jadi presiden, Javier masih tetap populer di Argentina. Capaian terbaiknya: menurunkan inflasi. Dapat pujian dari dunia.
Inflasi di negara itu, setahun terakhir ini, sudah tinggal 200 persen. Itu sudah turun dari hampir 300 persen sebelumnya.
Angka yang masih 200 persen itu lantaran masih tercampur dengan angka lama. Kalau lima bulan terakhir sudah di bawah lima persen.
Javier adalah presiden tipping point. Ia dapat julukan “gila”. Jalan pikirannya tidak biasa. Potongan rambutnya acak-acak seperti penyanyi rock.
Cita-citanya menjadi kiper terbaik. Ia berhasil jadi kiper klub sepak bola divisi dua Argentina, tapi mentok di situ. Umur 18 tahun gantung sepatu.
Ia terpanggil menjadi capres karena sudah tidak tahan melihat kemerosotan ekonomi negara. Sudah 40 tahun Argentina ganti-ganti presiden tidak ada yang membawa perbaikan.
Ekonomi Argentina terus merosot. Rakyat yang miskin sudah mencapai 40 persen. Mereka tinggal di kampung-kampung kumuh. Tanpa jalan aspal. Tanpa listrik. Tanpa air bersih.
Kampung miskin seperti itu di sana disebut villas miseria.
Polisi pun tidak mampu menegakkan keamanan di perkampungan miskin itu. Yang subur adalah gangster-gangster. Preman.
Umumnya orang Argentina masih mengagungkan masa lalu: sebagai negara termakmur di dunia. Lebih kaya daripada Amerika Serikat saat itu.
Argentina pun menjadi tujuan imigran Eropa paling utama –mirip orang ingin jadi imigran ke Amerika Serikat saat ini.
Sampailah Argentina di dasar jurang. Dinyatakan negara bangkrut sampai tiga kali –sejak 2003.
Utangnya USD 400 miliar. Inflasinya hampir menyentuh 300 persen –bandingkan dengan Indonesia yang di bawah dua persen.
Maka muncullah calon presiden gila. Javier Milei. Aliran ekonominya liberal. Pasar bebas.
Agamanya Katolik tapi menganggap Paus sebagai setan yang dikirim Tuhan ke dunia. Belakangan ia membaca Taurat tiap hari –ingin pindah ke agama Yahudi.
Javier mengagungkan Donald Trump. Ia datang ke Mar-a-Lago saat Trump menang Pilpres Amerika 2024. Mottonya sama: MAGA –Makes Argentina Great Again.
Saat kampanye Javier sering membawa mesin gergaji –chainsaw. Ia peragakan chainsaw itu menggergaji baliho bergambar banyak menteri.
Maksudnya: banyak menteri itu memberatkan anggaran negara yang sudah selalu defisit. Ia mau potong belanja pemerintah sampai sepertiganya. Mau bubarkan banyak kementerian. Ia mau pemerintahan yang kecil dan sederhana.
Bahkan ia ingin ganti mata uang Peso ke US Dolar. Karena itu bank sentral Argentina akan ia bubarkan. Pekerjaan bank sentral selama itu hanya cetak uang –untuk menutup defisit. Akibatnya inflasi tidak terkendali.
Pemotongan belanja pemerintah dan penyederhanaan birokrasi itu benar-benar ia jalankan. Tapi ia batal mengganti peso dan membubarkan bank sentral.
Yang juga ia tepati: menjadikan adik perempuannya sebagai first lady: Karina.
Javier selalu menjaga Karina sejak kecil. Javier merasa ayahnya terlalu keras. Sang ayah awalnya seorang sopir bus. Sering marah-marah pada Javier dan adiknya. Juga sering menggunakan kata kotor pada mereka. Sang ayah lantas menjadi pengusaha transportasi. Tapi Javier telanjur benci padanya.
Javier bukan hanya bermodal populer dan kegilaannya. Ia benar-benar seorang ekonom. Ahli ekonomi.
Anjing kesayangannya pun sampai ia beri nama Conan –mengambil nama ahli ekonomi terkemuka Charles Konan Banny.
Anjing itulah yang sangat ia sayangi –dan secara resmi sudah ia adopsi sebagai anak.
Conan meninggal dunia tahun 2017 karena kanker usus. Tapi Javier telah punya tiga ekor kloningannya. Conan sudah dikloning.
Untuk itu Javier ke sebuah klinik di Amerika Serikat. Ia minta agar Conan dikloning. Biayanya sekitar Rp 600 juta.
Tiga anjing hasil kloningan itu pun ia beri nama sama dengan nama-nama ahli ekonomi terkemuka di dunia: Milton (Friedman), Murray (Rothbard), dan Robert (Lucas Jr).
Javier mengkloning Conan dengan prinsip bahwa klonik adalah jalan untuk mencapai keabadian hidup.(Dahlan Iskan)