Beranda Cikarang Film “Setan Judol” Karya Warga Jagawana Bekasi, Cermin Gelap Kisah Nyata Masyarakat Terjerat Judi Online
									MERIAH: Ratusan warga menonton film horor "Setan Judol" di halaman Kantor Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, pada Kamis (2/10) malam. FOTO: ISTIMEWA
							RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kampung Jagawana berhasil mencuri perhatian publik lewat film horor berjudul “Setan Judol”. Karya berdurasi satu jam ini bukan sekadar tontonan biasa, melainkan cermin gelap dari kisah nyata masyarakat yang terjerat candu judi online.
Adalah Ipang Al Ghazali, sutradara muda asal Kampung Jagawana, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, yang menjadi otak di balik layar film ini. Ia mengaku hanya menghabiskan biaya sebesar Rp5 juta untuk pembuatan film.
Dengan semangat dan peralatan seadanya, Ipang bersama warga sekitar menggarap film yang kini berhasil menyita perhatian publik.
“Kami menggarap film ini hanya semata-mata untuk hiburan dan edukasi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi pada umumnya,” ucap Ipang, Senin (3/11).
Film Setan Judol berkisah tentang Asep, seorang suami yang tenggelam dalam dunia judi online. Kecanduannya membuat rumah mewah dua lantai miliknya disita bank karena gagal membayar utang senilai Rp1 miliar.
Istrinya pun meninggalkan Asep beserta anak mereka. Dalam keputusasaan, Asep memilih mengakhiri hidup dengan menenggak racun. Namun sebelum itu, tanpa sadar ia mendorong anaknya hingga terjatuh.
Arwahnya kemudian gentayangan, menghantui istrinya serta Umamah Liezti, yang menjadi penghuni baru rumah tersebut.
Dibintangi oleh warga asli Kabupaten Bekasi, film ini terasa begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan pun memadukan logat Betawi dan Sunda, dua budaya yang hidup berdampingan di daerah tersebut.
Para pemeran film ini di antaranya Risma Cantika sebagai istri Asep, Roy Cikarang sebagai Asep si pecandu judol, Yayan dan Heru sebagai hansip, Syarif sebagai ustaz kampung, serta Umamah Liezti, mahasiswi KKN yang menjadi saksi teror di rumah berhantu.
Proses pengambilan gambar dilakukan di sebuah rumah milik warga di Kampung Pule, Desa Karangsetia. Ipang mengaku seluruh proses syuting dilakukan secara gotong royong dengan dukungan penuh dari warga sekitar.
Pembuatan film ini terinspirasi dari realitas yang kini marak terjadi di masyarakat Kabupaten Bekasi. Melalui karya ini, Ipang berharap dapat menjadi titik balik bagi masyarakat yang masih terjerat judi online untuk kembali ke jalan yang benar.
“Mudah-mudahan film yang kami suguhkan dapat diterima masyarakat umum dan kedepannya kami bisa terus berkarya menciptakan film-film berikutnya,” tambahnya.
Pemutaran perdana Setan Judol digelar di halaman Kantor Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia, pada Kamis (2/10) malam. Ratusan warga hadir dengan antusias, menonton di layar proyektor besar dalam suasana sederhana tanpa panggung dan batas sosial.
“Ini adalah tradisi nonton bersama di tengah desa dengan suasana keakraban tanpa batas sosial,” tuturnya.
Sejak dirilis awal Oktober 2025 dan diunggah ke media sosial Gue Cikarang, film Setan Judol telah ditonton lebih dari 10 ribu kali. (ris)

                        11 hours ago
                                6
                    














































