Fasilitas SMPN 4 Cikarang Barat Memprihatinkan, Ajukan Bantuan ke Dinas Tak Ditanggapi

5 days ago 18

Beranda Cikarang Fasilitas SMPN 4 Cikarang Barat Memprihatinkan, Ajukan Bantuan ke Dinas Tak Ditanggapi

BANGUNAN RUSAK: Guru menunjukkan salahsatu bangunan ruang kelas yang mengalami penurunan ketinggian di SMPN 4 Cikarang Barat, Rabu (29/10). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Fasilitas SMPN 4 Cikarang Barat dalam kondisi memprihatinkan. Mulai dari ruang kelas, pagar, hingga toilet mengalami kerusakan. Sekolah sudah berulang kali mengajukan bantuan ke dinas terkait, namun tak ditanggapi.

Kepala SMPN 4 Cikarang Barat, Deary Ratnaningsih, menjelaskan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengajukan proposal bantuan ke dinas, namun tidak ada tanggapan.

“Beberapa kali mengajukan proposal bantuan, baik ke Dinas Cipta Karya maupun ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, namun tidak ada tanggapan,” ujar Deary kepada wartawan, Rabu (29/10).

Menurutnya, sekolah membutuhkan tambahan ruang kelas, WC, serta perbaikan perpustakaan dan laboratorium agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan nyaman dan aman. Selain itu, butuh pagar dan perbaikan drainase agar banjir tak kembali terulang.

“Kami berharap 2026 nanti rencana pembangunan pagar dan perbaikan drainase bisa terealisasi,” katanya.

Ia menambahkan, sekolah terakhir mendapat bantuan pembangunan ruang kelas baru pada 2016. Sembilan tahun berlalu, beberapa fasilitas mulai mengalami kerusakan, terutama fasilitas sanitasi.

Dari 16 toilet yang ada, hanya tujuh yang dapat digunakan, padahal idealnya untuk 1.032 siswa dibutuhkan sekitar 40 toilet.

“Bukan cuma itu, komputer dan proyektor hasil bantuan Dinas Pendidikan hilang. Pagar di sisi timur pendek dan rawan karena berbatasan dengan sawah serta rawa,” tuturnya.

Deary menjelaskan, setiap hujan, halaman sekolah dan beberapa ruang kelas tergenang hingga 20 cm, yang menyebabkan pondasi mulai keropos. Genangan ini disebabkan buruknya sistem drainase di permukiman sekitar sekolah. Selain itu, penyebab lainnya lahan sekolah yang lebih rendah dari persawahan.

“Dulu ada saluran pembuangan ke kali, tapi sekarang tertutup bangunan. Ketika hujan turun, air justru mengalir ke arah sekolah karena drainasenya tidak bagus,” ucapnya.

Genangan yang terus terjadi selama bertahun-tahun membuat beberapa bangunan di sisi timur sekolah mengalami kerusakan pada pondasi. Meski sudah beberapa kali diperbaiki, kondisi penurunan bangunan ruang kelas masih terjadi.

“Bangunan bagian belakang itu pondasinya sudah turun, bahkan ada empat kelas yang mulai keropos tiangnya. Masih bisa digunakan, tapi kami cemas,” tambahnya.

Demi keamanan dan keselamatan siswa, sekolah terpaksa mengurangi jumlah rombongan belajar (rombel). Pada 2025, SMPN 4 Cikarang Barat memiliki 1.032 siswa.

“Tahun ini sekolah terpaksa mengurangi jumlah rombongan belajar dari 11 menjadi 9 kelas karena keterbatasan ruang,” terang Deary. (ris)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |