Cerita Ratu Ipana, Mahasiswi Ubhara Jaya jadi Ketua RW 09 Margahayu Bekasi Timur

6 days ago 29

Beranda Metropolis Cerita Ratu Ipana, Mahasiswi Ubhara Jaya jadi Ketua RW 09 Margahayu Bekasi Timur

Ketua RW 09 Kelurahan Margahyu Bekasi Timur, Ratu Ipana. FOTO: ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Di usia 19 tahun, Ratu Ipana menjadi Ketua RW 09, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Mahasiswi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) ini memimpin RW setelah terpilih sebagai calon tunggal pada pemilihan RW yang berlangsung pertengahan November 2025.

Ia akan mengemban amanah tersebut hingga 2030 mendatang. Meski usianya masih sangat muda, tekadnya sudah bulat untuk membawa manfaat bagi lingkungan.

Ratu sudah menyadari bahwa ia akan menghadapi beragam persoalan di lingkungan yang heterogen, karakteristik yang melekat di daerah perkotaan seperti Bekasi.

“Tantangannya mayoritas warga di sini pendatang, sangat heterogen dengan berbagai ras dan suku tentunya memang lebih sulit. Tetapi di balik itu, segala perbedaan itu adalah anugrah,” katanya, Minggu (23/11).

Mahasiswi semester tiga Fakultas Hukum Ubhara Jaya ini juga menyadari keterbatasannya. Namun, ia yakin proses yang dijalani sebagai Ketua RW akan perlahan memperbaiki kekurangan dan memberikan manfaat bagi lingkungan.

Sebelum terpilih, Ratu dikenal aktif di lingkungan. Berbagai persoalan yang muncul di RW bukan hal yang asing baginya. Target utama yang ingin direalisasikan adalah meningkatkan kepedulian warga terhadap lingkungan.

“Persoalan paling utama adalah menggalakkan K3. Kemudian bagaimana masyarakat, terlebih Gen Z ini punya minat untuk belajar, bertanggung, dan memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” ungkap putri dari Abdul Rozak, eks anggota DPRD Kota Bekasi ini.

Saat ini, Ratu tengah menunggu Surat Keputusan (SK) pengurus RW. Ia mengajak remaja untuk terlibat dalam kepengurusan di beberapa bidang.

Memimpin warga yang usianya jauh lebih tua, dengan status pendidikan yang saat ini lebih tinggi darinya, tentu ada rasa canggung. Belum lagi saat menghadapi berbagai persoalan di lingkungan. Bukan tidak mungkin ia harus menghadapi banyak orang yang usianya jauh lebih tua.

“Kalau bicara canggung tentu ada, bicara struktur sekretaris saya jauh lebih tua dari pada saya, tapi ada juga beberapa koordinator yang usianya masih remaja tidak jauh dari saya. Kecanggungan itu akan menjadi bekal untuk saya belajar,” ucapnya. (sur)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |