Beranda Cikarang Bupati Bekasi Ingatkan Warga Miliki SHM untuk Dapatkan Bantuan Rutilahu
BERTAHAN DI RUMAH: Warga berada di depan rumahnya saat banjir melanda Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Selasa (4/11). FOTO: ARIESANT/RADAR BEKASI
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, mengingatkan warga yang tinggal di bantaran Kali Srengseng Hilir, khususnya di Desa Sukamanah dan Sukarukun, agar memperhatikan status kepemilikan tanah jika ingin mendapatkan bantuan perbaikan rumah terdampak banjir melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
Menurutnya, warga yang rumahnya berjarak lebih dari satu meter dari sempadan sungai harus memiliki dokumen kepemilikan yang sah, seperti sertipikat hak milik (SHM), untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut.
“Ada beberapa persoalan yang menjadi pertanyaan apakan ini di depan tanah PJT atau tanah hak milik. Kita akan bantu rumah uang memang tidak layak atau akibat banjir ini jadi rusak,” ucap Ade, Rabu (5/11).
Ia menegaskan, apabila tanah yang ditempati warga merupakan tanah milik pengairan atau negara, maka Pemkab Bekasi tidak dapat memberikan bantuan perbaikan rumah, kecuali bantuan logistik. Ade juga mengingatkan bahwa adanya rencana normalisasi sungai bisa berpotensi menertibkan bangunan di bantaran sungai.
“Kalau tanahnya tanah negara, kita tidak bisa bantu. Paling nanti kita bantu akomodasi. Tapi mudah-mudahan banjir ini tidak terlalu lama,” tambahnya.
Saat ini, banjir di Desa Sukamanah dan Sukarukun, Kecamatan Sukatani, mulai berangsur surut dan hanya menyisakan genangan air di beberapa titik. Berbagai pihak terkait mulai berkolaborasi menangani dampak banjir tersebut.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membersihkan tumpukan sampah di sepanjang Kali Srengseng Hilir, sedangkan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi (SDABMBK) memperbaiki pintu air di Bendung BHS 0. Warga juga bergotong royong memperkuat tanggul-tanggul kritis di sepanjang aliran sungai.
“Mudah-mudahan seminggu ini bisa kelar. Yang penting tadi kesimpulannya, saya lihat ini tanggulnya harus cepat ada penadah. Supaya penahan air tidak limpas lagi ke pemukiman,” terang Ade.
Sementara itu, Camat Sukatani, Agus Dahlan, mengatakan kondisi banjir kini telah berangsur surut. Pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mempercepat perbaikan tanggul di beberapa titik kritis, terutama di Desa Sukamanah.
“Ini yang paling parah sepanjang sejarah. Salah satu penyebabnya adalah pintu air di Bendung Srengseng Hilir atau BSH 0 yang tidak berfungsi, sehingga air dari Kali Cikarang langsung mengalir deras ke Kali Srengseng Hilir,” ungkap Agus.
Menurutnya, jika pintu air tersebut berfungsi normal, debit air dari Kali Cikarang dapat dialirkan ke Sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL) yang berujung langsung ke laut.
“Dari kemarin sudah dikerjakan oleh Dinas SDABMBK. Mudah-mudahan secepatnya bisa tertangani dengan kerjasama semua pihak,” tandasnya. (ris)

5 hours ago
8

















































