Derita Sakit, Warga Bunuh Diri karena Tak Punya Uang Berobat

4 hours ago 5

Beranda Berita Utama Derita Sakit, Warga Bunuh Diri karena Tak Punya Uang Berobat

ILUSTRASI: Gantung diri. FOTO: ISTOCK

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Suasana duka menyelimuti warga Jalan Pendidikan 2 Desa Mangunjaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Seorang warga setempat, Mucharram (70), ditemukan meninggal pada Minggu (24/11) setelah mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di rumah kontrakannya.

Ironisnya, diduga Mucharram memilih jalan tersebut karena tak lagi mampu menahan derita sakit komplikasi yang ia alami. Selain itu, kesulitan ekonomi untuk biaya berobat dan kebutuhan sehari-hari semakin membebani dirinya hingga membuatnya merasa putus asa.

BACA JUGA: Polsek Cikarang Timur Bekuk Dua Pelaku Curanmor, Satu Penadah Dikejar

Mucharram meminta agar anak-anaknya selalu mendoakannya setelah salat Magrib. Pesan haru tersebut terungkap dalam sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Mucharram.

“Badan pada sakit. Berobat ga ada duit. Buat makan saja usah. Lebih baik pulang. Fachrul, Frisca, maafin papa. Kalau bisa kirim Fatihah setiap habis magrib. Papa sayang kalian,” demikian kalimat pada surat tersebut.

Sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Mucharram. FOTO: ISTIMEWA

Kanit Reskrim Polsek Tambun Selatan, Iptu Kukuh Setio Utomo, membenarkan kejadian tersebut. Adapun korban nekat melakukan bunuh diri karena menderita sakit dan tidak memiliki biaya untuk berobat sehingga tidak ingin menyusahkan anaknya.

“Iya, putus asa karena sakit. Sakitnya komplikasi,” ucap Kukuh saat dikonfirmasi, Selasa (25/11).
Percobaan bunuh diri yang dilakukan korban ini, lanjut kukuh sudah dilakukan kedua kalinya. Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan dari anak korban, Fahrul Apriyansa.

“Kata anaknya ini udah kedua kali mau bunuh diri, yang pertama di Rumah Sakit ketolong. Ini kedua meninggal,” katanya.

Dalam surat wasiat itu, korban juga menuliskan agar jasadnya tidak dibawa ke rumah sakit. Melainkan menghubungi anaknya yang tinggal di Perumahan Alamanda Regency Kecamatan Tambun Utara.
“Yang bersangkutan ngontrak, tinggal sendiri, jadi seminggu sekali (ditengok) sama anaknya yang udah dewasa,” ucap Kukuh.

BACA JUGA: Kejari Kabupaten Bekasi Musnahkan Barbuk, Dominasi Narkotika

Jenazah Mucharram telah dikebumikan oleh pihak keluarga di pemakaman setempat. Keluarga korban menolak dilakukan otopsi karena menerima bahwa kematian tersebut akibat sakit yang berkepanjangan.

“Intinya dari pihak keluarganya keberatan untuk visum luar dan dalam. Keluarga menerima kematian korban berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkannya,” ujar Kukuh.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Ade Sukron, menyampaikan rasa prihatin dan dukacita mendalam terkait peristiwa bunuh diri yang melibatkan seorang warga Kabupaten Bekasi.

“Pembiayaan pengobatan bagi masyarakat kini sudah bisa gratis di Kabupaten Bekasi. Untuk warga kurang mampu, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat dibiayai melalui APBD,” ungkapnya.

Ade juga mengimbau camat, lurah, serta RT/RW untuk lebih peduli terhadap kondisi sosial di lingkungan sekitar.

“Kami sampaikan adanya seorang warga yang mengakhiri hidupnya karena tidak dapat berobat ini menjadi perhatian bersama. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong camat, lurah, kepala desa, serta RT/RW untuk lebih aktif memperhatikan kehidupan sosial di lingkungan sekitar serta meningkatkan kepedulian antar warga,” ujarnya.

“Tentunya, hal ini menjadi pertimbangan kami dalam pengambilan kebijakan,” pungkasnya. (ris/and)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |