Bahaya Konsumsi Mie Instan Setiap Hari, Bisa Picu Penyakit Jantung hingga Diabetes

1 day ago 9

Beranda Lifestyle Kesehatan Bahaya Konsumsi Mie Instan Setiap Hari, Bisa Picu Penyakit Jantung hingga Diabetes

Ilustrasi: Mi instan. (Pixabay)

RADARBEKASI.ID, BEKASI-Mi instan telah menjadi salah satu makanan cepat saji paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Dengan cara penyajian yang mudah—cukup dengan menambahkan air panas dan menunggu beberapa menit—mi instan menawarkan kemudahan bagi mereka yang memiliki jadwal padat atau ingin menghemat pengeluaran.

Namun, di balik kepraktisan dan harganya yang terjangkau, konsumsi mi instan secara berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Mi instan mengandung bahan-bahan seperti natrium tinggi, lemak jenuh, dan zat tambahan lainnya, yang berpotensi meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Berikut ini adalah dampak buruk konsumsi mi instan setiap hari yang perlu Anda ketahui:

1. Tekanan Darah Tinggi dan Penyakit Jantung

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition tahun 2014 oleh Hyun Shin dan tim dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa konsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik pada wanita. Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup tekanan darah tinggi, kolesterol tidak normal, dan peningkatan lemak tubuh, yang semuanya berkontribusi pada penyakit jantung dan stroke. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kandungan natrium tinggi dalam mi instan adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan hipertensi, yang merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular.

BACA JUGA:Kesehatan Jantung Terganggu, Silakan Konsumsi 5 Makanan dan Minuman Ini

2. Risiko Diabetes Tipe 2

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition tahun 2017, konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti mi instan, dapat menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin merupakan awal dari diabetes tipe 2, terutama pada individu dengan pola makan yang tidak sehat dan minim aktivitas fisik. Studi ini menegaskan bahwa lonjakan kadar gula darah akibat konsumsi karbohidrat olahan dalam mi instan dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang berujung pada diabetes.

3. Gangguan Ginjal

Penelitian yang diterbitkan di Nephrology Dialysis Transplantation pada tahun 2020 menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi natrium, seperti mi instan, secara signifikan meningkatkan beban kerja ginjal. Ginjal yang terus-menerus dipaksa menyaring kelebihan natrium berisiko mengalami kerusakan jangka panjang, termasuk penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal.

4. Kandungan Lemak Trans dan Kolesterol Jahat

Banyak merek mi instan menggunakan minyak yang mengandung lemak trans untuk meningkatkan masa simpan produknya. Lemak trans ini telah lama diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik). Studi dari American Heart Association tahun 2019 menegaskan bahwa konsumsi lemak trans secara rutin dapat mempercepat perkembangan aterosklerosis, yaitu penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dapat memicu serangan jantung atau stroke.

BACA JUGA:7 Bahaya Terlalu Banyak Makan Mie Instan, Anak Kosan Wajib Tau!

5. Risiko Kanker

Mi instan sering mengandung bahan tambahan seperti pengawet butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT), yang digunakan untuk menjaga kesegaran produk. Menurut Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC), BHA dikategorikan sebagai bahan yang “mungkin karsinogenik bagi manusia.” Studi di Journal of Toxicology tahun 2021 menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap zat ini dapat meningkatkan risiko kanker saluran cerna dan gangguan endokrin.

6. Gangguan Pencernaan dan Mikrobiota Usus

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology menemukan bahwa mi instan, yang rendah serat dan tinggi bahan pengawet, dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus. Ketidakseimbangan mikrobiota ini dapat menyebabkan masalah pencernaan, peradangan kronis, dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. (ce1)

Read Entire Article
Tenaga Kerja | | | |